Bekerja sama dengan setiap Fakultas,
pihak pimpinan telah melakukan pertemuan dengan seluruh ketua Dewan Mahasiswa (Dema)
guna penyusunan kegiatan penyambutan atau yang biasa disebut Orientasi
Pengenalan Kampus (Opak). Opak yang selama ini dianggap sebagai tahap awal
pengenalan lingkungan kampus beserta struktur kepengurusannya, juga upaya untuk
menonjolkan identitas dan atribut sebagai pendatang baru.
Jika menyorot pada penyambutan di
setiap fakultas, jelas memiliki perbedaan. Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
misalnya, selama ini dikenal menggunakan jumlah spanduk yang tidak sedikit.
Ketika memasuki gerbang kampus saja sudah terlihat ramai dengan spanduk bertema
merah hitam yang menjadi ikon Fakultas tersebut selama ini.
Ketua Dema FST, Ilham menjelaskan
bahwa memberi kesan pertama yang baik bagi para maba adalah hal yang wajib.
“Solidaritas, senioritas dan loyalitas adalah dasar pemikiran yang terus
dipupuk oleh mahasiswa dan diturunkan
kepada maba kami,” ujarnya.
![]() |
| Seorang pengendara melintasi deretan spanduk ucapan selamat datang mahasiswa baru 2015 di depan Fakultas Ekonomi dann Bisnis Islam (FEBI). Kamis (27/8). (Foto Asrullah) |
Sedikit berbeda dari FST, yakni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang berupaya melakukan perubahan
terkait sistem penyambutan. “Akan dilakukan arak-arakan dan penyambutan dengan
tari paduppa untuk maba,” ucap Iwan, ketua Dema FEBI.
Meski spanduk yang terpasang di
Fakultas tersebut tidak seramai FST, Iwan mengaku tetap mengeluarkan dana
sebesar hampir satu juta. Dana tersebut merupakan anggaran BEM itu sendiri,
sementara pihak Fakultas hanya bertanggung jawab terhadap dana saat pelaksanaan
dan bukan prosesnya.
Pada dasarnya, penyambutan
mahasiswa baru diharapkan bukan sekedar euforia yang berjalan sementara tanpa
ada dampak yang berarti. Bukan sekedar arak-arakan ataupun besaran spanduk yang
terpasang. Melainkan kegiatan yang secara subtansi mendorong kegiatan
silaturahmi dan berdasar pada keilmuan masing-masing lembaga kemahasiswaan. Hal
demikian, tentu dianggap perlu untuk menjawab tantangan zaman yang sepertinya
mendegradasi nilai-nilai kemanusiaan.
Lembaga kemahasiswaan dalam hal
ini DEMA dan Himpunan Mahasiswsa Jurusan (HMJ) diharapkan mampu menjadi wadah
yang mampu bergerak secara visioner, hingga tak berujung pada pendangkalan
makna.
Laporan | Fadillah Aziz


Tidak ada komentar:
Posting Komentar