Breaking News

laporan utama

Kamis, 24 Juni 2010

Prof Qadir Gassing Terpilih


Peroleh Separuh Suara Peserta Senat
Laporan: Hasbi Zainuddin
“Allahu Akbar,” teriakan itu terdengar hingga lantai 3 Gedung Rektorat UIN. Teriakan yang bersumber dari lantai 4 Rektorat itu kontan menarik perhatian sejumlah orang di lantai 3, yang tengah penasaran menunggu hasil pemilihan Rektor selanjutnya. Seorang tim sukses, dengan tergesa, turun ke lantai tiga, dan berseru, “Allahu Akbar, Qadir Gassing, Qadir Gassing!” ia lalu disambut dengan salaman, pelukan, oleh beberapa orang di lantai 3.

Saat itu, Kamis 24 Juni 2010, sekitar pukul 11.00 siang, memang telah dilaksanakan pemilihan Rektor UIN 2010-2014. Pemilihan Rektor hanya boleh dihadiri peserta senat Universitas, dan dilaksanakan secara tertutup. Karena tertutup, tak ada yang bisa masuk ke ruangan pemilihan, termasuk pers, ataupun civitas akademika UIN Alauddin. Akses menuju lantai 4, tempat berlangsungnya pemilihan dijaga ketat Satpam. Mereka baru membolehkan masuk, saat pemilihan selesai dilaksanakan.

Kandidat Rektor nomor urut 2, Prof. Dr. H A Qadir Gassing, HT, MS, berhasil mengungguli kandidat lain, dengan memperoleh 32 suara. Angka 23 ini bisa dikata separuh dari jumlah keseluruhan suara, yakni 55. Kandidat lain yang cukup bersaing adalah Kandidat nomor 3, Dr. H. Phil Kamaruddin Amin MA, yang memperoleh 22 suara. Kandidat nomor 1, Prof. Dr. Samiang Katu MA, memperoleh 1 suara, dan kandidat nomor 4, Dr. Hj. Nurnaningsih, tidak mendapat suara sama sekali. Saat ditemui di Ruangannya, ketua Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR) UIN, Prof. Dr. Abd. Rahman Getteng menyebutkan, jumlah peserta senat sebenarnya 56 orang. Namun salah seorang peserta, H Hamka, berhalangan hadir karena sedang ada urusan di Jakarta. Prof Abd Rahman Getteng menambahkan, pemilihan rektor kali ini berlangsung aman, terbuka, dan jujur. Meski sempat dianggap mengecewakan karena tidak ada keterlibatan mahasiswa, Prof Rahman Getteng menjelaskan jika ketidakterlibatan itu sesungguhnya telah ditetapkan dalam statuta. Namun terkait dengan ini juga, Rektor terpilih, Prof Qadir Gassing berjanji akan mengubah statuta tersebut, dengan membicarakannya kepada pengurus-pengurus senat untuk kemudian diusulkan ke kementerian agama.

Berkat Kerja Keras Tim Sukses

Kemenangan Prof Qadir Gassing, bukan tanpa perjuangan dan usaha. Kemenangan ini berkat usaha tim sukses, yang telah memulai usaha pemenangan ini sejak setahun lalu. Ini diutarakan Dr. H. Salehuddin Yasin, MA, selaku ketua tim sukses pemenangan. Awalnya, bapak yang juga menjadi sekretaris senat ini mendengar, jika ada kandidat yang ingin maju menjadi kandidat rektor, yang tak lain adalah Prof Qadir Gassing. Bersama rekan-rekannya yang lain, mereka pun melakukan pertemuan, diskusi, bahkan merumuskan visi untuk UIN Alauddin. Salehuddin Yasin mengakui, jika tim sukses tersebut bekerja ikhlas, dan murni untuk membangun UIN. “Kita menghindari ada kepentingan organisasi. Kita juga menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak, termasuk tim sukses yang lain,” ungkap Salehuddin. Berkat usaha dan kerja keras tersebut, hasil yang dicapai bahkan melewati target. “Saya bersama tim yang lain, itu sudah memperhitungkan, kalau kita dapat 30 suara. Tapi hasilnya, kita dapat 32 suara,” tambah bapak yang tengah menjabat sebagai pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan ini. Ditanyai tentang tentang suka-duka tim sukses, dengan tersenyum ia menjawab, “saya yang terpilih secara aklamasi sebagai ketua tim, tidak punya modal yang banyak. Kita itu malah sering cari kafe-kafe yang murah meriah, untuk rapat,” bebernya. Salehuddin Yasin ditemui kru washilah di ruangannya (Ruang PR III), seusai pemilihan. Hari itu, ruang PR III diramaikan beberapa tim sukses yang “ngumpul”. Salehuddin berharap, pasca pemilihan, tim tentu tidak larut dalam kegembiraan, karena masih banyak yang akan dipersiapkan. Ia juga menjelaskan, jika ke depannya, UIN akan lebih demokratis jika dipimpin oleh Prof Qadir Gassing. Prof Qadir Gassing yang punya latar belakang Hukum, terlebih dulu akan membenahi aturan-aturan di UIN, dan tentunya ia adalah seorang yang lebih akomodatif, menurutnya.

Prof Dr. Qadir Gassing: “Niat Menjadi Rektor Sudah Saya Bicarakan Dengan Keluarga”


Ditemui di ruangannya (Ruang Pembantu Rektor I) seusai pemilihan Rektor UIN, pada 24 Juni lalu, Prof Qadir Gassing merasa lega dan senang, setelah mengikuti prosesi pemilihan. Siang itu, Kandidat yang saat ini menjabat Pembantu Rektor I ini menerima banyak ucapan selamat, baik dari kalangan UIN Alauddin, maupun dari luar. Di awal pembicaraannya dengan kru washilah, mantan Dekan Fakultas Syariah ini menegaskan pentingnya peran lembaga pers untuk memberikan pencitraan UIN keluar. Untuk itu, pers mahasiswa, menurutnya harus diberdayakan.
Mengapa ingin menjadi Rektor? Bukankah prestasi yang telah dicapai saat ini sudah sangat banyak? Ini tidak hanya ditanyakan kawan-kawan pers. Pertanyaan ini juga dilontarkan oleh keluarganya. Namun, berangkat dari diskusi dengan beberapa guru besar dan mantan rektor, ia pun mampu meyakinkan keluarganya. “Saya pernah konsultasi dengan Alm. Prof Saleh Putuhena, dan beliau mendukung,” ungkap Guru Besar di bidang Syariah ini. Namun pertanyaan selanjutnya adalah, siapkah untuk kalah?
Prof Qadir Gassing, telah melakukan diskusi yang banyak dengan tokoh-tokoh kampus dan guru besar terkait visi-misinya sejak setahun lalu. Bahkan visi misi tersebut, dirumuskan bukan oleh ia seorang. Tapi hasil rembukan para guru besar, yang bersedia memberikan dukungan kepadanya. “Visi misi saya ini melalui pembicaraan dengan dosen dan guru besar,” ungkapnya. Membicarakan konsep kepemimpinan yang akan diterapkannya, Prof Qadir Gassing berprinsip, Mahasiswa tidak boleh diabaikan. Mahasiswa harus ikut berpartisipasi, karena mereka adalah bagian dari civitas kampus. Selain itu, model pendekatan kepada mahasiswa harus diubah. Menurutnya, selama ini birokrat selalu bersikaf konfrontatif terhadap mahasiswa. “Sudah saatnya kita hilangkan sikap kekerasan terhadap mahasiswa. Kita harus mengubah metode konfrontatif itu menjadi menjadi metode partisipatif. Maksudnya, kita bina mahasiswa dengan pendekatan pencerahan dan pencerdasan,” jelasnya.
Saat ditanyai tentang gambaran nama-nama Pembantu Rektornya, ia menjawab, belum ada pembicaraan tentang itu. Ia justru berpikir untuk terlebih dulu memikirkan program-program yang akan dilaksanakan, lalu mencari orang-orang yang tepat untuk menjalankan program tersebut. Dan program-program tersebut, berikut dengan visi misinya, akan ia proklamirkan pada hari pelantikannya.

Ide Komersialisasi Mengemuka di Debat Visi Misi Kandidat Calon Rektor


Laporan: Hasbi Zainuddin
Debat visi-misi kandidat calon Rektor yang diselenggarakan kemarin, Rabu, 21 Juni 2010 sekitar pukul 10.00, barangkali menjadi salah satu ukuran untuk meneropong wajah kampus UIN ke depan. Seperti apa UIN selanjutnya, dan mau dibawa kemana, ini dijawab oleh para kandidat calon Rektor UIN Periode 2010-2014 yang hadir memaparkan Visi dan Misi mereka masing-masing. Bertempat di Ruang Senat Lantai 4 Gedung Rektorat, pemaparan visi misi kandidat ini dihadiri kurang lebih seratus peserta utusan masing-masing unsur Pimpinan setiap Fakultas, Pengurus-pengurus BEM Fakultas, dan BEM Universitas.

“Masing-masing kandidat, meski berlatarbelakang pendidikan berbeda, namun pada dasarnya, apa yang mereka programkan itu sesuai dengan visi UIN. Hanya saja, mereka mewujudkan visi misi tersebut dengan cara mereka masing-masing. Ada yang ingin mewujudkannya dengan menonjolkan peningkatan usaha marketing, sebagai salah satu sumber anggaran untuk Universitas, dan ada yang lebih kepada peningkatan berbagai kegiatan kajian dan keilmuan,” ungkap Ketua Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR), Prof. Dr. Abd. Rahman Getteng saat ditemui di Ruangannya, kemarin.

Diakui memang, bila beberapa kandidat Rektor mengusung ide maksimalisasi fungsi badan usaha, serta pengelolaan berbagai aset di UIN yang mampu mendatangkan dana. Ini, dinilai oleh salah seorang panelis, Prof Dr. Tahir Kasnawi, M.Si, sebagai sebuah semangat komersialisasi yang membuat kita “was-was”. Prof Tahir mengulang apa yang disampaikan oleh salah satu kandidat Rektor, Prof. Dr. H Qadir Gassing, HT, MS. UIN, menurutnya masih seperti bayi, yang belum mumpuni di sisi internalnya.

Semangat komersialisasi ini misalnya tersirat dalam penyampaian visi misi Kandidat Rektor Nomor urut 4, Dr. Phil H. Kamaruddin Amin, MA. “Kita perlu merevitalisasi Jurusan. Para Professor harus kembali jurusan. Kita harus mengapresiasi jurusan, dengan memberikan setiap ketua jurusan reward, senilai 3-5 juta. Kita juga perlu menyekolahkan para dosen ke luar negeri, untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Darimana kita dapat anggarannya? Kita maksimalkan pengelolaan aset-aset internal kampus, seperti laboratorium, auditorium, perpustakaan, dan lain-lain. Kita aktifkan Badan Usaha Kampus. Saat ini, kami sedang melakukan kerjasama dengan CIDA-Kanada, dan mereka akan member bantuan sekitar 60-70 Miliar,” demikian pemaparan kandidat paling muda, yang saat ini menjabat Pembantu Rektor IV bidang kerjasama. “Aset-aset Universitas ini memang harus kita kelola dan diwirausahakan,” tambah Kandidat nomor 3, Dr. Hj. Nurnaningsih. Meningkatkan fungsi Badan Usaha Kampus juga sempat dijelaskan Kandidat nomor urut 2, Prof Qadir Gassing.

Menjawab kecemasan yang diutarakan Prof Kasnawi, Kandidat Nomor urut 1, Prof Dr. Samiang Katu, M.Ag menjelaskan pentingnya peningkatan moral dan akhlaqul karimah. “Kalau banyak proyek yang masuk, kita jadi khawatir nantinya, sementara mental kemanusiaan kita masih IAIN,” tandasnya. Prof. Qadir Gassing punya jawaban lain. Kandidat yang tengah menjabat Pembantu Rektor I Bidang Akademik ini menjelaskan langkah-langkah 2 tahun pertama yang akan ia lakukan jika terpilih. Mantan Dekan Fakultas Syariah ini akan melengkapi pranata aturan untuk mendukung apa yang direncanakan. Kemudian, dibutuhkan keikhlasan dan kemampuan untuk menjalankan perencanaan tersebut. Kandidat Nomor 3, Dr. Hj. Nurnaningsih menambahkan, perlunya sikap saling mengingatkan, dan saling menghargai (sipakainga-sipakalebbi). Namun meskipun demikian, ide penting yang juga mengemuka adalah integritas, atau tepatnya, integrasi keilmuan dan agama. Visi yang juga telah dijalankan Rektor UIN saat ini juga bekali-kali ditegaskan oleh keempat kandidat, apalagi ketika disinggung soal berkurangnya peminat di jurusan-jurusan agama. Bahwa, UIN masih perlu menerapkan Visi UIN (Integrasi Keilmuan-Agama) yang menjadi nilai lebih dibandingkan Universitas lain.

Mengenal Konsep Masing-masing Kandidat


Pemaparan Visi Misi Kandidat Calon Rektor UIN kemarin, Rabu 21 Juni 2010, juga menjadi ajang pertarungan konsep masing-masing kandidat. Para calon Rektor memiliki konsep yang berbeda, sesuai dengan karakter dan prinsip kepemimpinan masing-masing. Ini dapat dilihat dari cara mereka menjawab pertanyaan panelis. Sesuai yang disampaikan Ketua PSCR, Prof. Dr. Rahman Getteng, ada tiga panelis pada penyampaian visi misi tersebut. Dua di antaranya adalah unsur mantan pejabat UIN yang bukan anggota senat, yakni Mantan Dekan Fakultas Dakwah, Dr. H. Sampo Seha dan Drs. Khaeruddin, M.Pd.I. Satu panelis dari luar UIN, yakni Prof. Dr. Tahir Kasnawi, M.Si.

Setelah menyimak penyampaian visi misi kandidat, Khaeruddin melontarkan pertanyaan tentang keraguannya akan visi misi yang diusung. Yang paling penting adalah, bagaimana Sang Rektor nantinya, mampu mengunggulkan aspek akademik? Prof Samiang Katu menjawab, dengan menegaskan program unggulannya: Pelaksanaan berbagai kegiatan yang menunjang untuk kajian dan keilmuan. Selain itu, diperlukan ketegasan dalam merekrut dosen. “Untuk merekrut dosen, bukan indeks pendekatan yang digunakan, tapi indeks prestasi,” tambahnya. Ini dikatakan Prof Samiang Katu, karena selama ini, banyak dosen diterima karena berdasarkan kedekatan dengan orang-orang dalam kampus, bukan karena ukuran prestasinya.

Prof Qadir Gassing mengibaratkan kampus UIN sebagai jasad yang telah dibangun, namun belum jiwanya. Secara tidak langsung, Prof Qadir menekankan jiwa UIN Alauddin, yang terletak pada Dosen dan Mahasiswanya. Lain lagi dengan jawaban Phil Kamaruddin. Manajer Project IDB ini menjelaskan perlunya para Professor, dan guru-guru besar untuk lebih apresiatif terhadap jurusan. Menurutnya, jurusan itu harus direvitalisasi. “Kita usahakan, setiap jurusan itu punya proposal. Dan proposal itu nanti kita jual,” ungkapnya. Selain itu, Phil Kamaruddin juga menjanjikan gaji kepada setiap ketua jurusan senilai 5-7 juta jika terpilih. Bukan hanya itu, program lain kandidat nomor urut 4 ini adalah, memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap karya ilmiah, dengan reward kepada setiap penulis di UIN. Berbeda dengan Prof. Qadir Gassing, Phil Kamaruddin yang selama ini menangani berbagai kerjasama dan badan usaha di UIN, menjelaskan programnya dengan lebih teknis, dan praktis. Tidak filosofis, dan berkutat pada tataran konsep belaka. Selain itu, usaha lain yang perlu dilakukan menurut Phil Kamaruddin adalah, Revitalisasi Peran Penasehat Akademik. Para penasehat akademik perlu diberi reward.

Kandidat Calon Rektor UIN yang lain dan beda, adalah Dr. Hj. Nurnaningsih. Kandidat yang merupakan Ketua Pusat Study Wanita (PSW) UIN ini banyak menyinggung prinsip hidup masyarakat bugis, yakni Sipakainga, Sipakale’bi, dan Sipakatau. Untuk membangun UIN, diperlukan kesadaran untuk saling mengingatkan, saling menghargai, dan menjunjung kebersamaan. Saat menjelaskan programnya, Kandidat wanita ini lalu berujar, “ya kurang lebih program saya itu sama dengan program-program kandidat lain.” Sontak gelak tawa dan tepuk tangan peserta menggema di ruangan. Namun menyimak apa yang disampaikan Dr. Nurnaningsih, tercermin semangat untuk tidak terlalu mempermasalahkan jika ia menang atau kalah. “Menang Atau Kalah, Alhamdulillah Saya Membantu Kemenangan Salah Satu Kandidat,” tambahnya.
(Tim Redaksi)

Prof Abd Rahman Getteng Bantah Ada Pertarungan NU-Muhammadiyah


Ada yang menarik pada penyampaian Debat Kandidat Calon Rektor UIN kemarin. Di Akhir pemaparan visi misinya, Dr. Hj. Nurnaningsih sempat menyebutkan, “Mau NU, mau Muhammadiyah, sama-sama di hati saya.” Ungkapan itu mengundang sorak sorai peserta. Memang diakui ketua Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR), Prof. Dr. Abd. Rahman Getteng, MA, jika selama ini beredar rumor tentang pertarungan dua kubu organisasi islam terbesar di Indonesia tersebut. Namun, belum ada bukti. “Bahkan bukan hanya itu (NU-Muhammadiyah), ada juga isu yang mencuat tentang pertarungan HMI-PMII. Tapi itu belum dibuktikan. Ya mungkin itu disebarkan oleh masing-masing tim sukses, tapi yang jelas sampai saat ini, semuanya berjalan lancar. Belum ada ditemukan kecurangan-kecurangan dari masing-masing kandidat. Apalagi isu money politic,” tegasnya, saat ditemui kru washilah di ruangannya, kemarin.

Prof Rahman Getteng juga menjelaskan, para Kandidat nantinya akan dipilih oleh peserta senat yang berjumlah 55 orang. Peserta senat ini adalah perwakilan Guru besar dan Dosen-dosen yang ditunjuk/diutus oleh masing-masing Fakultas. Ini berdasarkan Statuta UIN Alauddin. Saat ini, agenda terakhir yang akan dihelat oleh PSCR adalah pemilihan Calon Rektor pada 24 Juni, dan pengiriman hasil pemilihan calon rektor ke Kementerian RI pada 29 Juni mendatang. Namun Prof Rahman Getteng menambahkan, rentang waktu untuk menunggu Surat Keputusan dari Negara cukup lama. “Pengalaman di periode sebelumnya, waktu pak Azhar, itu sampai 7 bulan. Setelah 7 bulan, kita tunggu lagi pelantikannya sampai 1 bulan,” ungkapnya.

Terakhir, Prof Rahman Getteng berharap, semoga Rektor nantinya memiliki prinsip semangat percepatan pembangunan, kerjasama, untuk mewujudkan UIN sesuai harapan masyarakat dan Negara.

Minggu, 20 Juni 2010

Pengusaha Kecil Diimbau Ajukan Keberatan Jika Biaya Kontribusi Lapak Dinilai Mahal


Laporan: Tim Redaksi
Sejak tahun 2009, hal-hal yang menyangkut kontribusi (sewa) kios oleh pedagang kecil yang berada di wilayah kampus, kini ditangani pihak kampus, dalam hal ini Badan Layanan Umum (BLU). M. Ridwan, SM, HK, yang mengkoordinir aktifitas pengusaha-pengusaha kecil di UIN menyatakan, “seharusnya para pedagang itu mengajukan keberatan atas biaya kontribusi tersebut, jika dinilai mahal. Kami, yang menetapkan biaya sebenarnya kurang tahu standar biaya yang ideal,” tegasnya. Ridwan melanjutkan, pengusaha-pengusaha kecil itu bahkan seharusnya memberikan rincian modal usaha mereka, berikut dengan keuntungan yang didapatkan. Ini untuk menjadi dasar penetapan biaya kontribusi agar tak terkesan dirugikan.
Merunut pemberitaan di edisi sebelumnya, (Washilah Edisi Mei 2010), sewa lapak dinilai melambung tinggi dan seakan mencekik leher. Sewa lapak awalnya ditangani Koperasi Mahasiswa, lalu pindah ke Rekening Koperasi Pegawai Negeri, dan terakhir Bagian Layanan Umum Universitas. Pada awal tahun 2010, harga kontrak lapak pedagang di Kampus UIN Alauddin Makassar naik 100%. Para pedagang mengeluhkan tidak adanya pemberitahuan tentang kenaikan harga kontrakan pada pertemuan yang diadakan beberapa bulan lalu dengan pihak kampus, Yang ada hanyalah penagihan uang sewa bagi yang belum melunasi kontrakan tahun 2009. Pertemuan itu juga tidak dihadiri oleh seluruh pemilik lapak.

Ibu Sulastri, yang mengelola kantin sejak 2003 mengaku, awalnya sewa lapaknya 100 ribu rupiah/bulan, kemudian naik 200rb, naik 400rb, hingga 800rb rupiah perbulannya. Wanita asal Banyuwangi ini merasa terbebani dengan mahalnya biaya sewa lapak. “Biaya hidup tambah mahal, omset yang didapat juga berkurang”, paparnya.
Rusdi, pemilik salah satu lapak, yang juga berjualan makanan mengaku keberatan dengan biaya sewa yang mahal. “Sekitar tiga tahun lalu saya membeli lapak ini (bangunannya) dari orang yang menjual sebelumnya seharga 1,5jt dan mengontrak lahan 300rb/ bln. Hanya saja, sejak awal 2010 saya harus membayar 600rb/bln. Kenaikannnya meningkat 100%”, ungkapnya ketika ditemui oleh tim.
Dalam sebuah diskusi ringan (selasa, 8/06), Ibu Rahmatia, pengelola kantin di Fakultas Kesehatan merasa kelabakan karena untung yang didapatkannya tidak seberapa untuk melunasi harga sewa lapak yang naik 2x lipat mulai awal 2010. “Saya belum melunasinya. Bahkan belum pernah membayar sampai saat ini. Mau menaikan harga jualan, kasihan mahasiswa.”
Hal yang sama dialami oleh Daeng Ngupi, salah satu penjual bakso keliling yang sudah dua tahun dikenakan pembayaran 10rb/hari. “10rb/ hari itu cukup mahal. Kita yang pedagang kecil yang terbebani. Mengeluh sama pihak bagian umum juga nda pernah di-bati-bati. Jawabanya, ya kalau nda’ mampu bayar keluar saja, masih banyak yang ngantri”, tuturnya saat ditemui di sela-sela rutinitasnya.
Perpindahan mahasiswa kampus I ke kampus II kelak, juga telah menjadi dilema para pemilik kantin. Uang sewa yang mahal menjadi pertimbangan bagi mereka untuk melanjutkan usaha. Jika sewa lapak yang dibangun sendiri cukup mahal (800rb/ bulan – 9,6 jt/thn), bagaimana dengan harga tempat yang rencananya disediakan khusus untuk para pedagang kelak di kampus II? “800 ribu saja saya sudah pikir-pikir, belum gaji karyawan,”, tutur salah seorang pedagang di lapaknya. “Saya sudah minta keringanan, tapi nda dikasih. Apalagi sewanya beda-beda, dihitung dari segi mana saya juga nda tahu. Bisa-bisa gulung tikar.” Lanjutnya.
Dampak kenaikan sewa lapak secara otomatis berpengaruh dengan mahasiswa, karena harga makanan juga ikut naik. “Kalau seperti ini, anak-anak Fakultas Kesehatan rata-rata akan membawa bekal. Logika tanpa lagistik akan anarkis!”, tutur Ketua BEM Kesehatan yang akrab disapa Riski saat menikmati waktu istirahatnya di salah satu kantin kampus II.
Ketua BEM Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Syamsul Bahri, juga menyayangkan naiknya harga sewa lapak tersebut. “Mahasiswa akan meminta kepada pihak yang menangani kantin agar bersedia meringankan beban para pengelola kantin. Bisa jadi akan ada aksi. Kami mengaggap ini tidak merugikan kampus, karena kampus milik Negara”. Tuturnya.

Sehubungan dengan itu, Selasa (08/06) kru washilah mencoba menemui Ketua Bagian Umum, di ruangannya. Menurutnya, kenaikannya itu bukan maunya siapa-siapa. Itu adalah keputusan forum, yakni pengurus BLU.

UIN Mengembangkan Usaha


Laporan: Hasbi Zainuddin
Ditemui di Ruangannya, Kamis 17 Juni lalu, M. Ridwan, SM, HK, selaku koordinator bagian usaha di kampus UIN Alauddin menjelaskan beberapa hal, terkait dengan pemberdayaan usaha-usaha kecil dan besar di UIN. “Untuk saat ini, kita sedang berupaya menjalankan usaha percetakan. Kita sudah punya mesinnya, tapi kendalanya belum ada tempat. Tempat sangat dibutuhkan, karena untuk menjalankannya, alat ini harus ditanam. Jadi kalau percetakan ini sudah jalan, UIN sudah bisa mencetak kalender, buku jurnal, dan majalah,” ungkapnya. Usaha pemberdayakan usaha-usaha kecil dan besar ini ditangani oleh Badan Layanan Umum (BLU). Meski sebenarnya masih terkendala dana, BLU saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha lain, seperti fotocopy, offset, serta mengkoordinir dan memfasilitasi usaha-usaha yang dijalankan pedagang-pedagang kecil di UIN. Ini juga disampaikan Kepala Bagian Umum, Drs. Kamaruddin, di ruangannya. “Kita ini sudah memfasilitasi Koperasi Mahasiswa, dan menjalankan usaha penyewaan kios/lapak untuk pedagang di kampus,” ungkapnya.

Rektor: Saya Bangga UIN Tolak Banyak Camaba


Hal tersebut diungkapkan rektor UIN Alauddin, Prof Dr H Azhar Arsyad MA saat menghadiri dialog terbuka bersama mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK). “Saya tidak akan bangga memiliki jumlah mahasiswa yang banyak tetapi saya akan bangga dengan Camaba yang ditolak UIN Alauddin berjumlah besar” tegasnya.
“Salah satu jalan mengurangi jumlah kouta penerimaan Mahasiswa Baru (Maba) tahun ini yakni dengan melakukan tes shalat dan mengaji bagi Camaba yang telah dinyatakan lulus dari beberapa jalur penerimaan maba.”
Hal tersebut dibenarkan pembantu rektor bidang akademik Prof Dr H A Qadir Gassing yang juga ketua panitia UMB PTN. ”Kouta maba tahun ini sebenarnya tidak dapat dikurangi berhubung UIN Alauddin telah melakukan kontrak dengan pihak Universitas Indonesia ( UI), namun salah satu jalan mengurangi kouta yaitu dengan melakukan tes ulang bagi camaba.”
Kali ini sebanyak 3.312 calon mahasiswa telah mengikuti Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (UMB-PTN) di Universitas Islam Negeri. Sebanyak 878 peserta UMB PTN dinyatakan lulus seleksi. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding dengan jumlah kuota yang disediakan.
Pembantu Rektor I Bidang Akademik Prof Dr H A Qadir Gassing HT MS mengatakan penerimaan mahasiswa baru untuk jalur UMB ini cukup ketat karena tingginya minat calon pendaftar pada jalur ini.
Menurut Kepala Biro Akademik dan Administrasi Kemahasiswaan (AAK) UIN Drs M Yusuf Rahim MPd kuota yang diberikan pada UMB-PTN ini sebanyak 900 kursi. Namun dari rangking nilai peserta ada yang di bawah standar, panitia mencoretnya. Meski memenuhi jatah kuota yang disediakan dalam satu program studi.
"Ada beberapa program studi yang tidak terisi penuh kuotanya meski peminatnya mencapai tiga kali lipat kuota. Kenapa bisa begitu, karena ada yang dinyatakan masuk dalam kuota tapi nilainya di bawah standar terendah, jadi kita coret," kata Yusuf.
Hal tersebut sengaja dilakukan, tambah Yusuf, agar diperoleh calon mahasiswa baru yang lebih berkualitas. Tahun ini, UIN menargetkan menerima 3.500 mahasiswa baru. Mereka akan diterima melalui tujuh jalur masuk yaitu, PMJK, Bidik Misi, UMB PTN, SNMPTN, SPMB-PTAIN, UML dan UMK. Kursi kuota yang kosong dilempar ke ujian masuk lainnya. (Dikutip Dari Berbagai Sumber)

Tingkatkan Mutualisme Pendidikan, UIN Alauddin Kerjasama Universitas Kebangsaan Malaysia

Laporan: Agus
UIN Alauddin Makassar, saat ini merupakan Universitas yang menjadi pusat perhatian publik karena arsiterktur bangunannya yang modern, tidak hanya sampai di situ saja. Untuk meningkatkan potensi dari segi intelektual yang dimiliki setiap civitas akademika, UIN mengadakan seminar antarabangsa dengan menjaling kerjasama dengan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKB) untuk mengkaji disiplin ilmu terutama dari segi agama dan pemikiran-pemikiran Islam(10–11/06).
Mekanisme pelaksanaan disiplin ilmu yang dikaji oleh seluruh peserta seminar dalam matriks acara Seminar Antar Bangsa tersebut dibagi menjadi 8 tema bagian, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta. Seperti Tafsir, Hadits, Falsafah & Pemikiran Islam, Perbandingan Agama & Sosiologi Agama, Syariah dan Undang-Undang, Tarbiyah & Pendidikan, Sejarah & Tarikh, Dakwah dan Komunikasi. “Peserta disesuaikan dengan kemampuannya dan disediakan sebuah ruangan untuk mengkaji disiplin ilmu yang telah disiapkan.” Ujar Muhaemin sekertaris panitia.
“”Peserta seminar ini mayoritas dosen Indonesia Timur dan dosen Universitas Kebangsaan Malaysia(UKM) mempersiapkan 60 dosen, rencananya mereka datang ke Indonesia pada hari rabu dan menginap di hotel Sahid Makassar.” Lanjutnya seraya menutup pembicaraan.

PGMI Pra PPL

Laporan: Latifah Ulfah
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah(PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar, laksanakan pra Pelaksanaan Praktek Lapangan (PPL). Kegiatan tersebut sudah berjalan dua minggu, dan merupakan kali kedua dilaksanakan.
Tidak kurang dari 90 mahasiswa semester empat terjun pra PPL untuk observasi di sembilan mitra PGMI di Makassar dan Gowa. Pra PPL dikhususkan semester empat jurusan PGMI dan bertujuan untuk mengenalkan Madrasah Ibtidaiyah(MI) lebih dekat.
Sekretaris jurusan PGMI Drs Suddin Bani MPd, mengatakan “ Program ini merupakan hasil studi banding pimpinan fakultas dan prodi PGMI yang difasilitasi oleh lapis PGMI, ke beberapa madrasah dan National Institute of Education(NIE) di Singapura,” katanya, saat ditemui d iruang jurusan PGMI.
Sembilan mitra PGMI tersebut adalah, MI Al-Abrar, MI Muhammadiyah 6 Syuhada , MI Yaspi Sambungjawa, MI Nasrul Haq, MI Darul Hikma, MI At-Taqwa, MI As-Adiyah 170 Layang, MIN Banta-bantaeng, dan Mi Bahrul Ulum, di Sungguminasa. Sebanyak delapan kali mahasiswa PGMI ini akan melakukan kunjungan di sekolah yang telah ditentukan

KSR Adakan Long March Sampai Ke Samata

Laporan: Suriani Musi
Kegiatan Bakti Sosial UKM KSR-PMI Unit 17 yang dirangkaikan dengan lomba mewarnai tingkat TK se-Kota Makassar dan acara Sehari Bersama Anak Yatim, mengadakan long march mulai dari depan Kampus 1 UIN Alauddin sampai ke kampus 2 Samata, Gowa sejauh 10 km dalam rangka Aksi Tanam dan Pelihara Pohon (05/06).
Longmarch yang bertema 'Tangan Kita Berbagi, untuk Lingkungan dan Sesama', dibuka langsung oleh Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin,
Dr Salehuddin Yasin MAg. Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang berasal dari beberapa KSR universitas lain seperti Unismuh,UNM dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Setiap peserta dilengkapi dengan kantongan hitam yang dibagikan oleh panitia pelaksana. Kegiatan yang diikuti oleh oleh 55 peserta ini mengambil rute kampus I UIN Alauddin – jalan Sultan Alauddin—Emy Saelan – BTN Minasa Upa – Jalan Tun Abdul Razak dan berakhir di Kampus II Samata Gowa.
Banyak peserta yang mengaku salut pada kegiatan ini meski mereka jujur mengatakan bahwa perjalanan itu sangat melelahkan. Pada akhir kegiatan mereka dikumpulkan di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang disambut dengan tari-tarian. . Selain itu panitia juga menggelar ramah tamah dengan peserta serta membagikan doorprise bagi peserta yang beruntung.

Tapak Suci UIN Gelar Latihan Gabungan

Laporan: Latifah Ulfah
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak suci cabang UIN Alauddin Makassar, gelar latihan gabungan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dilapangan tenis Kampus I UIN Alauddin Makassar , Rabu(02/06/2010).
Ratusan peserta latihan gabungan penuhi lapangan tenis dan berlangsung hingga magrib. Berbagai cabang tapak suci sekota Makassar hadir dalam latihan gabungan tersebut. Tampak seragam merah ini menarik perhatian mahasiswa yang lalu-lalang. Saat pembukaan, UKM ini menggunakan tradisi mereka sendiri.
Tidak kurang dari 12 cabang diundang dalam latihan gabungan tersebut. Ketua panitia latihan gabungan tapak suci, Akbar, mengatakan “ Kami mengundang 12 cabang yang ada di Makassar. Dan jumlah peserta mencapai 270, ditambah pelatih hingga jumlah keseluruhannya mencapai 300 orang,” katanya usai latihan gabungan.
Latihan gabungan yang merupakan program kerja UKM ini, menampilkan atraksi lompat harimau. Beberapa peserta mencoba atraksi uji nyali tersebut, dan mengundang decak kagum penonton.

PPs UIN Alauddin, Terima Mahasiswa Baru

Laporan: Latifah Ulfah
Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, membuka pendaftaran mahasiswa baru program regular Megister dan Doktor. Pendaftaran mahasiswa baru tersebut dibuka, Rabu 02 juni hingga 23 Juli 2010.
PPs UIN Alauddin Makassar menyelenggarakan program regular jenjang Megister dan Doktor dalam program studi pengkajian Islam, dengan 10 konsentrasi. Satu di antaranya konsentrasi program Doktor (S3), yakni Masyarakat Islam.
Tidak hanya itu, untuk memenuhi dan melayani peminat Program Pascasarjana (jenjang Megister dan Doktor), maka PPs UIN Alauddin Makassar membuka program perkuliahan Nonreguler. Khusus program perkuliahan Nonreguler, mahasiswa baru harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Sementara itu, seleksi ujian masuk akan dilaksanakan tanggal 2-4 Agustus 2010. Sedang hasil seleksi, akan diumumkan tanggal 16 Agustus 2010 mendatang.

Perlu Ruang Aktualisasi untuk Membentuk Karakter Perempuan

Laporan: Bajuri
Budaya Patriarki, yang memposisikan Perempuan sebagai imperior dibandingkan pria sebagai Superior dalam kultur sosial masyarakat, menjadi realitas dikekinian. Menyikapi posisi perempuan itu sendiri, Korps HMI-Wati (KOHATI) Sejajaran HMI Cab. Gowa raya, antara lain, Komisariat Tarbiyah dan Keguruan, Syariab h dan Hukum serta, Dakwah dan Komunikasi, menggelar Dialog Publik.
Dialog Publik yang bertema, “Analisa kritis karakter perempuan sebagai pilar perubahan sosio-culture”, menghadirkan pembicara dari aktivis sejumlah organisasi Ekstra Kampus (OMEK) seperti, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Perempuan Mahardika. Dialog yang berlangsung , pada hari Kamis, (10/6), di Gedung W Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Muh. Asratillah dari IMM, menjelaskan, berbagai Problem wanita di kondisi kekinian, salah satunya, dijadikannya Perempuan itu sendiri hanya sebagai Objek seksualitas semata.
Selain itu, pandangan masyarakat yang masih meragukan peranan perempuan pada sektor publik. ‘’Pandangan sebagian besar masyarakat dalam menafikkan posisi perempuan di wilayah publik, perempuan hanya mempunyai peranan di wilayah dapur semata, lihat saja sejarah ke-Nabian umat Islam semuanya sejarah laki-laki. Pun dengan sejarah filsafat didominasi oleh kaum pria saja.” Ujarnya.
Lebih lanjut, pria berkacamata ini, mengungkapkan, pandangan masyarakat inilah yang kemudian menjadi kendala dalam emansipasi wanita untuk mengangkat karakter perempuan sebagai pilar perubahan itu sendiri. “Perlu Intreprestasi ulang pada teks-teks suci terutama yang menyangkut permasalahan perempuan”
Hal berbeda dikemukakan, Muh. Hidayahtullah, dari Perempuan Mahardika, Ia melihat perempuan dijadikan objek konsumtif dari media sebagai objek konsumtif sejumlah iklan. “Media hanya sebagai alat hegemoni konsumtif perempuan semata, sehingga tingkat konsumtif perempuan lebih besar dibandingkan pria,” ungkapnya.
Budaya patriarki merupakan ekses dari peranan media yang lebih mengutamakan keuntungan semata (Profit Oriented) tanpa berusaha mengangkat harkat dan martabat, sehingga diperlukannya ruang aktualisasi perempuan untuk membentuk karakter perempuan itu sendiri.
Sementara itu, Nismawati (Aktivis HMI-MPO), melihat bahwa untuk mengangkat karakter wanita sebagai pilar perubahan sosio-culture, menyarankan langkah awalnya dimulai dari lingkup keluarga, ia menilai budaya patriarki di mulai dari keluarga “Konstruksi dari keluarga yang mengajarkan kompromi akan peranan perempuan, sebagai Emperior dibandingkan pria sebagai superior, hal ini tertanam dalam alam bawah sadar kita sebagai perempuan.”
Ditemui secara terpisah, Ketua KOHATI Tarbiyah & Pendidikan, Rahmatia Amda, menjelaskan, “Dialog Publik ini diselenggarakan sebagai ajang untuk memperat kohati sejajaran. serta Mengkaji kembali peran perempuan dalam perubahan kultur sosial dalam masyarakat” Ujarnya seusai acara diskusi tersebut.

Calon Rektor Harus Siap Meningkatkan Mutu Pendidikan di UIN


Meski jadwal pasti pelaksanaan Pemilihan Rektor belum ditetapkan, Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR) telah mengagendakan pelaksanaan seleksi calon Rektor UIN 2010-2014.
Dihubungi melalui via sms, Sekretaris PSCR, Drs. Mohamad Harjum MA. menyebutkan, kini sudah ada empat bakal calon yang mendaftar. Mereka adalah: Prof.Dr.H.A. Qadir Gassing, HT,MS., Prof.H. Samiang Katu M.Ag, Dr. Phil H Kamaruddin Amin, MA, dan Dr.Hj. Nurnaningsih. Namun untuk saat ini, Prof Samiang Katu adalah bakal calon yang telah menyelesaikan berkasnya.
Sesuai yang terlampir dalam surat edaran nomor: 01/PSCR/UIN-AL/V/2010, agenda pemilihan calon rektor telah berjalan dan berakhir pada 29 Juni 2010. Tahapan yang telah dilewati adalah sosialisasi, dan saat ini memasuki tahap pengambilan formulir. Pada 29 Juni Mendatang, nama-nama calon rektor yang telah ditetapkan panitia akan dikirim ke Kementerian RI.
Ada yang menarik dalam lampiran surat tersebut. Yakni, calon Rektor harus menyerahkan pernyataan tertulis mengenai program peningkatan mutu UIN Alauddin selama empat tahun ke depan. Diakui memang, jika Rektor saat ini telah berhasil melakukan pembangunan fisik, namun belum optimal dalam hal nonfisik, mengingat beberapa mahasiswa mengeluhkan dan menilai kualitas kurikulum di Universitas ini yang masih kurang. Karena itu, calon rektor tentu harus merumuskan misi yang menjadi implementasi dari program peningkatan mutu tersebut.

Birokrat Mestinya Pertimbangkan Nasib Pedagang Kecil


Keberadaan pengusaha kecil yang mencari nafkah di dalam kampus, juga patut dipertimbangkan. Di antara mereka, ada yang telah menggeluti usahanya hingga belasan tahun. Saat ini, mereka harus menyetor sewa lapaknya kepada pihak kampus, dengan jumlah biaya dinilai cukup mahal. Lalu, siapa penentu kebijakan? yang menetapkan harga sewa lapak/kios dan mengarahkan penyetorannya ke pihak mana? Sewa lapak awalnya dikelola Koperasi Mahasiswa. Namun terjadi perpindahan tangan dari Kopma, Rekening Koperasi Pegawai Negeri, hingga Bagian Layanan Umum Universitas.
Uang sewa lapak cukup beragam. Namun, pada awal tahun 2010, harga kontrak lapak pedagang di Kampus UIN Alauddin Makassar naik 100%. Seorang pedagang mengeluhkan tidak adanya pemberitahuan tentang kenaikan harga kontrakan pada pertemuan yang diadakan beberapa bulan lalu dari pihak kampus. Yang ada hanyalah penagihan uang sewa bagi yang belum melunasi kontrakan tahun 2009. Pertemuan itu juga tidak dihadiri oleh seluruh pemilik lapak. Hanya beberapa saja.
Yang paling ditakutkan oleh para pengusaha kecil itu, bila kelak terjadi perpindahan mahasiswa dari kampus I ke kampus II. Tentu semua aktifitas kampus akan dipindahkan ke kampus II, dan mereka juga harus pindah dengan menyewa kios-kios/lapak yang disediakan di sana. Uang sewa yang lebih mahal menjadi pertimbangan untuk melanjutkan usaha. Kalau sewa lapak yang dibangun sendiri saat ini harganya 800ribu perbulan, (9,6juta pertahun), bagaimana dengan harga tempat yang rencananya disediakan nanti? “ Uang 800 ribu saja saya sudah pikir-pikir, belum gaji karyawan,” tutur salah seorang pedagang, saat ditemui Kru Washilah di lapaknya, Rabu siang 19 Mei 2010. “Saya sudah minta keringanan, tapi nda’ dikasih. Apalagi sewanya beda-beda, dihitung dari segi mana saya juga nda’tahu. Bisa-bisa saya gulung tikar,” Tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari birokrat kampus mengenai kemahalan biaya lapak tersebut. Pada Kamis, 20 Mei lalu, kru washilah mencoba menemui Kepala Bagian Umum di ruangannya, namun yang bersangkutan sedang sibuk. Ada rapat penting, ujarnya. (washilah/hayluz)

UIN Siapkan 3 Unit Asrama Khusus Maba


Laporan: Zulyah Hayluz
Taukah Anda tentang Rusunawa, Dormitory, Ma’had al-Aly? Ketiganya adalah gedung yang dipersiapkan sebagai asrama mahasiswa UIN Alauddin Makassar.
Rumah Susun Sewa (Rusunawa) adalah bantuan Kementrian Perumahan Rakyat RI. Asrama Mahasiswa (Dormitory) dan Pesantren Tinggi (Ma’had al-Aly), masing-masing merupakan proyek pengembangan UIN dengan bantuan IDB serta komitmen kementrian Agama melalui APBN yang berlokasi di Kampus II Samata.
Asrama ini dipersiapkan untuk hunian mahasiswa tahun ajaran baru. ”Konsepnya kita tiru model UIN Malang. Semua mahasiswa baru ditampung selama dua semester, semacam mondok. Tujuan mondok, peningkatan kemampuan kebahasaan dalam proses pemuliaan maupun dalam suasana kehidupan berasrama.” Tutur DR. Salahuddin Yasin yang menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar di ruangannya (Kamis, 20/05).
Pembagian tempat tinggal berdasarkan jenis kelamin akan ditangani oleh tim pengelola asrama. Termasuk beberapa peraturan dari pelbagai aspek yang akan disepakati dan diberlakukan.
“Akan ada kriteria dan kontrak terhadap mahasiswa yang berminat tinggal di asrama tersebut. Untuk saat ini, saya belum pastikan akan adanya tes karena itu sedang disusun oleh tim. Termasuk harga sewa, serta beberapa hal yang akan dimusyawarahkan Juni mendatang, hasilnya diumumkan jelang masuknya mahasiswa baru.” Lanjutnya.
Hanya saja, ketersediaan kamar-kamar dan daya tampung belum memungkinkan untuk menampung seluruh mahasiswa. “Jumlah mahasiswa yang diterima tidak sama dengan jumlah kamar yang tersedia. Karena daya tampung tiga unit ± 600 orang, masing-masing kamar menampung 4 orang.” Tambahnya.
Tentunya, UIN semakin siap menyiapkan mahasiswa agar menjadi masyarakat yang memiliki akhlakul karimah dan kemampuan akademik yang professional.

Pembangunan Gedung; Terkendala Proses Administrasi

Laporan: Hasbi Arbi
Dilihat dari target dan perencanaannya, penyelesaian pembangunan Gedung di kampus II UIN sesungguhnya telah melewati batas akhir. Jadwal awal rampungnya pembangunan, idealnya Februari 2010. Pembantu Rektor IV, Prof. Dr. Phil Kamaruddin, MA menjelaskan beberapa kendala yang menyebabkan belum rampungnya penyelesain kampus UIN.
“Penyelesaian kampus di Samata molor dari jadwal karena kondisi di luar kemampuan owner dan pelaksana. Pembangunan kampus harus melalui banyak prosedur administrasi. Mulai dari administrasi di PU, Depag, Keuangan, Sekjen baru kemudian masuk ke tahap pelelangan” kata PR IV.
Lain lagi persoalannya gedung Training Centre di kampus I UIN Alauddin Makassar. Jadwal pembangunannya ternyata seharusnya dimulai pada Agustus 2008 namun baru terealisasi pada bulan Juli 2009 karena sulitnya meratakan gedung-gedung di sekitar area pembagunan gedung Training Centre.
Namun, pembangunan kampus II saat ini telah memasuki tahap akhir pembangunan. Tinggal menunggu proses penyelesaian masuknya listrik dan air ke kampus, karena prosedur administrasi yang rumit lagi-lagi membuat sulitnya merealisasikan penyelesaian kampus secepatnya.
Selain itu menurut PR IV lagi, dana bukan hanya berasal dari IDB tapi juga ada sumbangan pembangunan dari perorangan. Misalnya Masjid kampus di Samata yang berlantai dua disumbangkan oleh PM Arab Saudi, pembagunan gazebo-gazebo yang disumbangkan oleh Mantan Presiden RI B.J. Habibi, Fadel Muahammad dan Djohn Parigi

Seminar Pendidikan KOHATI

Korps HMI-Wati (KOHATI) Komisariat Syariah dan Hukum Mengadakan seminar pendidikan dengan tajuk: “Pendidikan Tidak Butuh Kekerasan dan Ekonomi Besar.” Seminar ini berlangsung dari pukul 10.00 hingga 14.00, Senin 17 mei 2010 bertempat di gedungperpustakaan UIN Alauddin Lantai III. Dalam seminar ini, hadir sebagai pembicara: Wahyudin Halim M.A, dan Dr. St. Aisyah Kora M.Ag.

Dialog Publik HMI-BEM UIN

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kerjasama Dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Menyelenggarakan Dialog Publik bertema: Mahasiswa, Reformasi, dan Kemandirian Bangsa, bertempat di lantai dasar gedung perpustakaan UIN Makassar, rabu 19 Mei 2010. Dialog ini menghadirkan beberapa pembicara dari berbagai Organisasi Kemahasiswaan, di antaranya: Rachmayandi Mulda (HMI MPO), Imamul Hak (HMI DIPO), Syuaib (PMII), Maksumsyam (Organisasi Pembebasan Masyarakat), dan Pahmuddin (Ketua BEM UIN). Kegiatan ini berlangsung pukul 10.00 - 13.00.

BEM Ilmu Kesehatan Kembali Adakan Kegiatan

Laporan: Muthahharah
BEM fakultas Ilmu Kesehatan tidak main-main dalam berkarya. Setelah beberapan bulan disibukkan dengan berbagai kegiatan sosial yang diadakan di sekitar Kab. Gowa. Kali ini kegiatan pelatihan Karya Tulis Ilmiah kembali mencuri perhatian mahasiswa yang bertempat di gedung fak. Ilmu Kesehatan Sabtu,(15/5). Kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan dan melatih mahasiswa untuk memiliki keterampilan tulis menulis. Dan mampu membuktikan bahwa mahasiswa ilmu kesehatan juga bisa memperlihatkan kepiawaiannya dalam merangkai kata.
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah yang bertema Sikap Ilmiah Tercermin Pribadi Mahasiswa merupakan kegiatan yang bermanfaaat bagi perkembangan dari segi intelektialitas mahasiswa, Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 peserta yang begitu antusias dalam menerima materi dan juga diselingi games-games yang menarik untuk melatih kepercayaan diri mahasiswa berlatih menulis.
Umar Isbal S.Pd, juara Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional beberapa waktu lalu, salah satu pemateri dalam kegiatan ini, berharap dengan kegiatan semacam ini mahasiswa UIN khususnya mahasiswa fak. Ilmu kesehatan dapat berkiprah dalam kegiatan perlombaan karya tulis pada perlombaan-perlombaan dan mampu mengharumkan nama UIN.

Sabtu, 19 Juni 2010

AGH Abd Wahab Zakaria Lantik Pengurus FOSMADIM


Forum Silaturrahmi Mahasiswa DDI Mangkoso (FOSMADIM) adalah wadah alumni Pondok Pesantren DDI Mangkoso, yang bernaung di bawah Organisasi Islam: Darud Da’wah Wal Irsyad Ambo Dalle (DDI-AD). Lembaga ini telah berdiri sejak tahun 1999, dan telah melakukan lima kali pergantian kepengurusan. Setelah melaksanakan MUBES pada 1 Mei 2010 lalu, hasilnya, Wandi Pratama Putra (Mahasiswa Semester 4 Fakultas Syariah UIN) ditetapkan sebagai ketua umum baru, menggantikan Agus, S.TH.
Pada 21 Mei 2010 lalu, FOSMADIM mengadakan Pelantikan dan Rapat Kerja pengurus. Pelantikan dilaksanakan pada pagi hari di Masjid Kampus I UIN, dan Rapat Kerja dilanjutkan di Malino, Kabupaten Gowa.
Pelantikan ini dihadiri Pimpinan Kampus II Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso, AGH Abd. Wahab zakaria, MA. Ulama Sulsel yang telah menelurkan banyak praktisi, akademisi, bahkan pengusaha sukses ini melantik pengurus baru FOSMADIM. AGH Abd Wahab juga menjadi Dewan Penasehat di Lembaga ini. Cakra SS, salah seorang pengurus FOSMADIM menyebutkan, Setelah Pelantikan, FOSMADIM akan melaksanakan Rapat Kerja di Malino. Namun sayangnya, jumlah peserta yang hadir tidak seperti yang diharapkan. “Karena banyak yang sedang sibuk melaksanakan Ujian, jadi yang dating jadi berkurang,” lanjut Cakra.

Rabu, 09 Juni 2010

HMJ Akidah Filsafat Akan adakan UP GRADING

Setelah melaksanakan pemilihan mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) beberapa bulan yang lalu, akhir-akhir ini mahasiswa fakultas Ushuluddin pada umumnya, dan mahasiswa jurusan Akidah Filsafat pada khususnya yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Akidah Filsafat disibukkan dengan berbagai kegiatan program kerja yang telah di rencanakan. pasalnya minggu depan pada tanggal 20 maret 2010, mereka akan mengadakan Up grading di gedung K.4 sebagai tindak lanjut dari rapat kerja mereka. Kegiatan ini bertujuan agar para pengurus dapat mengetahui peran dan fungsinya masing-masing dalam menjalankan amanah dan tanggungjawab. Ketua umum HMJ Akidah Filsafat, Al Farisi mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindakan awal sebelum melaksanakan program kerja yang lainnya, agar para pengurus tidak salah dalam mengambil peran dan fungsi masing-masing. Rencananya kegiatan ini akan dihadiri pimpinan birokrasi fakultas dan akan dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Dalam kegiatan ini pengurus akan mengundang beberapa pemateri dari birokrasi, yaitu Drs Nasir Siola selaku pembantu dekan tiga (PD 3) dan Wahyudin Halim, yang akan membawakan materi tentang Organisasi. Ketua umum berharap panitia yang telah dibentuk bisa bekerja semaksimal mungkin agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan, karna ini merupakan kerja awal mereka sebelum melaksanakan program yang lainnya.

Demo Tolak SBY ke Makassar Mahasiswa Sandera Truk Tangki Pertamina dan Truk Pengangkut Batu

Laporan: Suriani Musi & Sufriaman

Puluhan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menolak rencana kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Makassar untuk membuka Muktamar NU Selasa, ke-32. Dengan menutup jalan.

Dalam orasinya, mahasiswa menuding Presiden lamban dalam menuntaskan kasus Bank Century. Kepala Negara juga dinilai tidak serius memberantas korupsi yang terjadi di Indonesia dan diminta segera menonaktifkan Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa membakar ban bekas serta menyandera sebuah truk yang memuat batu untuk pondasi bangunan kemudian menyandera truk tangki Pertamina.

Mobil tersebut kemudian diletakkan melintang ke tengah jalan, yang mengakibatkan arus lalu lintas di jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Gowa itu macet total.

Penolakan tersebut tidak hanya dilakukan dalam orasi dari para mahasiswa. Namun juga melalui tulisan pada sebuah spanduk putih ukuran 1X5 meter yang dipasang di dekat pintu gerbang kampus.

Dengan tinta warna merah, spanduk tersebut bertuliskan 'BEM UIN Alalauddin Menolak kedatangan SBY' yang dipasang di depan gerbang kampus.

Kordinator aksi mahasiswa UIN Alauddin, Abdul Wahid menegaskan, mahasiswa UIN Alauddin satu suara mengharamkan kedatangan SBY ke Makassar.

"Lebih baik SBY fokus mengurus kasus Century dengan menonaktifkan Boediono dan Sri Mulyani, dari pada menginjakkan kaki di Makassar," tegas Abdul Wahid dalam orasinya, Senin 22 Maret 2010.( AnHy/ AmanK)