Breaking News

laporan utama

Senin, 30 April 2012

KPK Kejar Bukti Pencucian Uang Angelina Sondakh

WASHILAH,ONLINE--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung tancap gas, begitu menetapkan politikus Partai Demokrat Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus suap di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
KPK membuka kemungkinan menjerat Angelina dengan pasal-pasal pencucian uang. Bukti pencucian uang yang dilakukan mantan Puteri Indonesia tersebut, tengah dikejar.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, mengakui diskusi awal KPK memang belum sampai mengarah pada pengenaan pasal-pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada Angelina. Tetapi melihat pengenaan pasal serupa terkait TPPU pada tersangka KPK sebelumnya, seperti Wa Ode Nurhayati dan Muhammad Nazaruddin, menurut Bambang, hal yang sama bisa diterapkan ke Angelina.

"Investigasinya KPK kan seperti kasus Wa Ode. Dari sini bisa berkembang, mau pakai yang ini pun bisa," kata Bambang di Jakarta, Minggu (29/4/2012) ini.

Bambang pun mengatakan, KPK harus mengejar bukti-bukti TPPU dalam perkara Angelina. KPK lanjut Bambang harus mengejar bukti, dugaan Angelina menyamarkan uang hasil tindak pidana korupsi melalui berbagai transaksi.

"Yang mesti dikejar adalah layer-layer (pelapisan-pelapisan) penyembunyian (uang). Dikuasai siapa saja, siapa yang terlibat. Proses ini akan dilihat lebih jauh. Apa peran Angelina. Itu nanti di ujungnya," kata Bambang.



Tabligh Akbar, HMJ Pendidikan Biologi Akan Datangkan Ustadz Ibu Kota

WASHILAH,ONLINE-- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) bekerjasama dengan Hizbut Tahrir Indonesia Chapter UIN, akan menggelar  tabligh akbar pada  Ahad (6/5),  mulai pukul 16.00 Wita sampai selesai di masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kampus I.

     Tidak tanggung-tanggung, tabligh akbar yang bertemakan “Islam Solusi Problematika Umat” ini akan mendatangkan bintang tamu dari ibu kota, Ustadz Khoir Hari Mukti yang juga merupakan mantan artis ibu kota yang dulunya lebih dikenal sebagai rocker.

Ketua HMJ Pendidikan Biologi, Abdi Kurniawan Yusuf, yang ditemui pada hari Senin (30/4) mengatakan, “Berkaca pada permasalahan sekarang dimana negeri-negeri muslim dari hari ke hari terus saja mengalami penindasan, penjajahan, dan penistaan oleh Barat Imperealis. Irak, Afganistan, Pakistan, Palestina dan lain sebagainya merupakan contoh nyata untuk fakta ini”.

“Termiskin, terbodoh, terbelakang, terbodoh, terbelakang, terkorup, tertindas adalah sedikit dari sekian banyak potret buram kondisi umat Islam hari ini. Berbagai solusi akan ditawarkan dalam tabligh akbar ini, jadi jangan lewatkan kesempatan ini”, tegasnya. (Nur Mustaqimah)

Sabtu, 28 April 2012

Penyaluran Beasiswa Menjadi Sorotan Mahasiswa



WASHILAH- Menjadi perbincagan hangat di kalangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri soal transparansi dana beasiswa untuk yang berprestasi dan yang di anggap tidak mampu. Akibat dari ketidak jelasan tersebut membuat sebagian besar mahasiswa menganggap pihak birokrasi Universitas dan Fakultas kurang terbuka soal penyaluran dana beasiswa. Persoalan jumlah penyalur beasiswapun menjadi sorotan pasalnya dari beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Makassar hanya UIN yang tegolong sedikit mengeluarkan beasiswa untuk mahasiswa.


Nirwan, Mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi semester  IV mengatakan  beasiswa di jurusannya  cenderung tidak jelas kemana buntutnya. "Sampai saat ini saya belum mendapatkan kejelasan terkait penyaluran beasiswa dan mengapa di UIN hanya beasiswa Departemen Agama (Depag) saja yang ada"  tuturnya.

Sementara itu, Suryanto salah satu penerima beasiswa tahun 2011 mengatakan bahwa ada empat beasiswa yang ada di UIN yaitu dari Kementerian Agama (Kemenag), Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Pemerintah Daerah (Pemda), dan Bank Indonesia (BI). "Masing-masing berbeda jumlah penerimanya dan jumlah yang diterima. Berdasarkan pengalaman saya  nama-nama yang berhak menerima beasiswa itu memang sudah ditentukan oleh jurusan, dan mahasiwa hanya mengurus berkas yang dibutuhkan"Tambahnya.


Ketua jurusan Pendidikan Biologi, Safei mengatakan,  beasiswa hanya ada tiga macam, dari Kemenag, Pemda, dan BI. “Sebenarnya belum ada kepastian kapan beasiswa akan dikeluarkan karena belum ada konfirmasi lebih lanjut dari rektorat bagian keuangan”Ungkap Safei pada saat di temui di ruang kerjanya Selasa (24/04).


(Nur Mustaqimah)

Impian Runa

Oleh : Nur Mustaqima


Sudah terhitung enam bulan sejak Runa memilih hidup mandiri di sebuah kamar kecil dengan ukuran 4x5 meter di sudut kota Makassar. Sebuah kos yang sempit dan selalu mengharuskannya rela menimba air keluar dari kamarnya bila musim hujan tiba. Atau harus pasrah menikmati panasnya kota Makassar bila musim kemarau datang lantaran dinding kamar yang seluruhnya berbahan seng. Runa bukanlah seorang miskin jika dilihat dari silsilah keluarganya. Ayahnya seorang guru, begitu pula dengan Ibunya. Kakaknya adalah seorang dosen di salah satu universitas ternama di kota ini. Tapi tepat enam bulan yang lalu, ia sudah terlanjur berikrar di depan orangtua, kakak, dan dirinya sendiri untuk tidak menyerah dan buktikan pada semua yang menentang impiannya bahwa tidak ada yang salah dengan sastra dan membuktikan pada semuanya bahwa hidup bisa tetap lanjut walaupun bukan di bidang keguruan atau kesehatan.
 “Kau lucu sekali, apa kau pikir sudah hebat hidup sendiri seperti ini?” Sinta, kakak Runa, mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya lantaran panas di dalam kamar kos Runa yang tidak tertolong lagi.
“Aku menikmati semuanya, jadi tidak perlu simpati padaku”, balas Runa sinis sambil membersihkan kompor minyak tanah yang sudah berkarat dan kelihatan sudah tidak layak pakai.
“Apa yang kau lakukan dengan kompor itu? Apa kau memungutnya dipembuangan sampah dekat sini?”
“Tidak, ini dikasi sama ibu kos. Lumayan, bisa dipake masak mie instan”
“Lucu sekali! Kau punya rumah, kau punya keluarga yang sama sekali tidak miskin, tapi kau terlihat menyedihkan sekali di sini” Sinta menjelajahkan matanya, seperti menelanjangi seluruh sudut kamar itu dengan tatapan enggan.
“Tapi keluargaku miskin gagasan!”
“Maksudmu? Kau yang terlalu egois. Kau tidak akan pernah jadi penulis hebat kalau kau masih mempertahankan watak keras kepalamu itu”
“Kakak lapar?” sergah Runa bermaksud mengalihkan pembicaraan.
“Sama sekali tidak”
“Baguslah, aku memang cuma punya satu mie instan dan harus kubagi dua untuk makan malam sebentar, kalau kubagi dua buat kakak, berarti sebentar malam aku tidak bisa makan. Hahahaha….”
“Berhenti tertawa, garing! Kau terlalu memaksa dirimu tertawa”
Runa menelan ludahnya dan menunduk, aku memang sudah tidak bisa tertawa dari hati lagi.
“Ibu merindukanmu, dia sakit-sakitan sejak kau putuskan untuk pergi dari rumah”
“Aku tau, tapi aku tidak akan pernah jadi pecundang yang lari di tengah pertempuran. Aku sudah terlanjur ada di tengah perjalanan, aku tidak mungkin kembali ke titik awal sementara aku tau di depan sana akan ada tempat yang bisa dipijaki mimpi-mimpiku. Beri tau itu pada ibu, aku pasti akan pulang, tapi itu setelah ada novelku yang berhasil terbit”
“Terserah kau sajalah. Tapi dengarkan ini baik-baik, kau itu bodoh, kau sudah kuliah sampai semester 4 di jurusan kependidikan yang lebih menjamin masa depanmu tapi kau malah lebih memilih keluar dan kuliah di jurusan sastra yang sama sekali tidak dijamin ke depannya, kau bisa jadi apa? Penulis?”
“Mungkin”
“Ah, sudahlah, percuma saja berdebat dengan orang keras kepala. Aku pulang saja, semoga yang kau sebut impian itu bisa benar-benar kau capai!” Sinta berdiri dari posisi duduknya, menyerempet tas sampingnya dan segera beranjak keluar.
“Terimakasih atas do’anya kak, saya akan buktikan nanti!” sergah Runa cepat sambil memandangi punggung kakaknya yang tinggi kurus itu berlalu meninggalkannya. Runa sendiri lagi, ditemani buku-buku sastra, sebuah meja yang mulai rapuh, kompor yang sudah berkarat, dan sebuah kasur mungil.
*****
            Perlombaan penulis khatulistiwa terbaik tahun 2012 adalah pintu yang terbuka lebar bagi Runa. Perlombaan ini memang diikuti oleh seluruh penulis novel di Indonesia, tapi itu tidak membuat semangatnya surut. Ia masih tetap dengan tekadnya untuk membuktikan pada orang tua nya bahwa langkahnya tidak salah. Ia menulis seperti orang kesetanan setiap harinya di laptop pemberian kakaknya yang walaupn sebenarnya ia enggan menerimanya, ia harus cukup menelan ludah dan pasrah menerimanya sebab tanpa laptop, ia tidak akan pernah bisa menyelesaikan tulisan-tulisannya sesegera mungkin.
            Sudah bulan ke tiga ia menulis untuk pembuatan sebuah novel, akhirnya rampung, tinggal dikirim lewat pos,batinnya.
*****
“ Power ranger putih…, ada monster yang sedang menuju kos mu sekarang, ayo cepat keluar dan bergegas ke markas, kita mesti menyusun rencana untuk menjebaknya
Runa tersenyum membaca pesan yang baru saja masuk di inbox handphonenya  itu. Pesan dari Deri, orang yang jadi satu-satunya alasan bagi Runa untuk tertawa lepas.
Power ranger merah, tunggu saja di sana, power ranger putih segera meluncur
            Runa bergegas ke taman belakang kampus nya yang terdahulu, tempat yang sering disebutnya dan Deri markas.
 “Mana novel yang kau tulis belakangan ini dan membuatmu melupakan temanmu yang keren ini?”  goda Deris dengan menyenggol siku Runa.
“Emmm….kau mau melihatnya?”
“Tentu saja, aku mau jadi pembaca pertama”
Runa membuka ranselnya dan mengeluarkan kumpulkan kertas yang dijilid jadi satu, “Ini dia!”
Deris berencana merebutnya dari tangan Runa tapi segera dimasukkan kembali ke dalam tasnya, “Siapapun tidak boleh membacanya sebelum ada pengumuman dari pusat, hhehhe”
“Pelit kamu…, sesama power ranger harus saling terbuka, tdk boleh ada yang disembunyikan”
“Sesama power ranger harus saling membantu, itu yang benar ! Sekarang kau harus membantuku mengantarkan naskahku ini ke pos!”
“Ranger merah siap membantu ranger putih!”
Semburat ceria yang terpancar dari wajah gadis bertubuh kurus itu seperti membuat suasana di bawah pohon rimbun itu menjadi serasa lengkap. Hembusan angin yang sejuk sebagai hasil dari fotosintesis pohon-pohon di tempat itu seakan memberi isyarat untuk memberi tahu pada mereka kalau Tuhan selalu melimpahkan kasih sayang pada umatnya dalam bentuk yang kadang tidak pernah terpikirkan. Setelah Runa memutuskan untuk pergi terpaksa hidup seorang diri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri, Tuhan masih selalu membiarkannya tertawa lepas. Terimakasih Tuhan…
*****
Sudah tiga bulan sejak Runa mengirimkan naskah novelnya dan tepat dibulan ini lah ia akan tahu apakah naskah yang dibuatnya selama berbulan-bulan dan menguras tenaganya berhasil mendapatkan juara, paling tidak untuk diterbitkan ia butuh gelar sebagai juara ketiga.
Runa tergopoh-gopoh menggendong ransel menuju kos sepulang kuliah, di tangannya tergenggam sebuah majalah yang digulung hingga pas di genggamannya. Tak perlu beristirahat lama, ia meneguk segelas air mineral dan mulai membuka-buka lembaran majalah. Rasa was-was bercampur penasaran berpadu menjadi satu di benaknya. Dan akhirnya tangan mungilnya terhenti di lembaran ke dua puluh dua, PENGUMUMAN HASIL LOMBA PENULIS KHATULISTIWA 2011. Nafasnya dihembuskan pelan dan mulai berkonsentrasi menatap halaman itu. Runa Riu Sebagai Runner Up Dengan Novel “Di depanmu Aku Jadi Dwi”. Sontak ia kaget setengah mati, tidak salah lagi, itu memang nama pena yang dimasukkannya di perlombaan  dan judul novel itu menambah jelas semuanya bahwa memang benar dirinyalah yang dimaksud sebagai runner up. Tidak penting ia hanya harus puas menduduki posisi ke dua, yang dia tahu…novelnya akan terbit dan akan membuktikan usahanya pada Ibu dan juga Ayahnya.
“Ranger merah, novelku berhasil jadi runner up, aku senang sekali”, pesan singkat yang ditujukannya untuk Deri. Tidak butuh menunggu lama, balasannya pun segera sampai di inbox handphone nya, “Aku tahu, kamu pasti bisa”
*****
            Setelah menunggu berbulan-bulan, novelnya pun diterbitkan. Di sampulnya bagian atas jelas sekali tertulis Runner Up Lomba Penulis Khatulistiwa 2011”. Di toko buku seluruh Indonesia sekarang telah berjejer novel dengan nama pengarang “Runa Riu”. Runa seperti hidup di alam mimpinya yang indah, selain karena royalty penjualan bukunya yang cukup besar, ia pun sudah bisa benar-benar membuktikan pada orang tuanya kalau impian yang selama ini dirangkainya sama sekali bukan main-main.
            Runa melangkah masuk ke dalam rumah yang dulu menjadi tempat bersuanya bersama Ayah, Ibu, dan kakaknya. Tidak ada yang berbeda setelah satu tahun lebih ditinggalkannya, patung favorit ibu nya masih berdiri kokoh di sudut ruang tamu, asbak yang sejak dulu selalu ada di atas meja masih sama seperti dulu, dipenuhi sisa-sisa rokok yang telah dihisap Ayahnya. Pelan ia menekan kenop pintu kamarnya, terhenyak, ia tidak bisa berkata apa-apa, jantungnya seperti berhenti berdetak. Kamar yang dulu bercat biru telah berubah menjadi warna merah jambu dan bintang-bintang hiasan yang dulunya melekat di plafon kamarnya sudah lenyap tidak bersisa. Tidak terasa air mata turun setetes demi setetes hingga membuat pipinya serasa basah dan lembab.
Kurasa aku memang sudah terlupakan…
“Runa !!! Benarkah itu kamu nak?”
Suara ibu nya yang terdengar tidak seceria dulu membuyarkan pikirannya yang sudah melayang entah kemana. Sebuah pelukan hangat membuatnya semakin membuatnya serasa lemah dan tidak berdaya. Suasana saat itu benar-benar hening, hanya ada detakan jarum jam yang tiba-tiba terdengar nyaring. Tidak ada yang bicara, Ibu dan anak itu hanya terus saling menikmati dekapan yang telah lama tidak mereka rasakan hingga Ayah datang dan mengagetkan keduanya.
“Kukira kau sudah tidak akan kembali lagi, apalagi sekarang kau punya banyak uang bukan?”
“Ayah.., aku minta maaf, aku hanya ingin buktikan kalau impianku punya arti dan jalannya”
“Tapi___”
“Sudahlah Ayah, satu tahun aku merindukan Runa dan saatnya dia kembali ke rumah ini”, potong Ibu Runa yang masih sesekali sesenggukan.
Sebuah pelukan tak terduga dari Ayahnya membuatnya terkejut sesaat, lalu ia menikmatinya dengan bersandar di dada laki-laki yang sudah lumayan tua itu.
“Kupikir Ayah___”
“Jujur Ayah hampir mau melupakanmu, tapi setelah kau benar-benar bisa membuktikan dan menunjukkan hasil dari kegigihanmu yang dulu Ayah tidak setujui, Ayah merasa tidak ada alasan lagi untuk tidak membiarkanmu tetap di sini”.
“Tapi kamarku___”
“Kamarmu di ubah sama Sinta, sekarang dia tidurnya di sana, kamu tidur di kamarnya yang dulu saja yah..”, bujuk Ibunya.
“Kak Sinta Selalu begitu, tapi biarlah, sudah resiko lah buat aku”
*****
            Deri merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang dibalut seprei bergambar lambangBarcelona sambil membuka novel Runa yang sudah tiga hari ia baca. Kali ini ia hampir sampai di halaman terakhir. Matanya hanya sesekali berkedip menikmati bagian terakhir novel gadis yang telah dikenalnya selama dua tahun terakhir itu sampai akhirnya selesai juga. Cerita yang menghanyutkan, dia memang berbakat.., gumamnya dalam hati.
Masih tersisa satu lembar lagi di belakang, ia membaliknya dan di sana jelas tertulis namanya.
.
Selain kupersembahkan untuk ke dua orang tua ku..novel ini juga special untuk seseorang yang tak habis-habis menyemangatiku setiap harinya. Orang yang selalu bilang kalau aku pasti bisa. Aku mencintainya…”DERI”

“Bodoh sekali, kenapa aku tidak menyadari selama ini kalau dia juga ternyata punya perasaan yang sama padaku?”

Rabu, 25 April 2012

Museum La Pawawoi Menyimpan Peninggalan Kerajaan Bone.




     Museum La Pawawoi dulunya merupakan istana (Saoraja,red) Raja Bone , A Mappanyukki, saat yang bersangkutan menjadi Raja Bone Ke-34. Museum ini, menyimpan peninggalan Kerajaan Bone, dan terletak di Jalan MH Thamrin, Watampone. 


EDY ARSYAD, WATAMPONE. 


     Museum La Pawawoi Siang itu, Jumat, 16 Maret lalu,  tampak sepi. Tak seperti museum pada umumnya, yang ramai dikunjungi. Khusus di hari Jumat dan Hari Raya, museum ini tidak dibuka. Museum ini diberi nama Museum La Pawawoi, karena La Pawawoi Karaeng Sigeri sendiri merupakan Raja Bone  Ke 31 pada tahun 1895-1905, yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. 

     Istana Raja Bone ini pun dipugar oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, yang dikerjakan tahun 1679 sampai tahun 1981. dan diresmikan menjadi Museum La Pawawoi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof Dr Daud Yusuf, pada tahun 1982.


   Salah seorang pengelola Museum Lapawawoi, A Baso Bone mengatakan, pada museum ini, ada satu peninggalan dari Raja Bone ke II, La Ummasa Petta Mulange Panre, yaitu lanreseng atau landasan untuk menempa besi, yang masih tersimpan dan menjadi koleksi dari Museum La Pawawoi. Menurutnya, Raja Bone kedua ini merupakan pandai besi karena dialah yang mula-mula menciptakan dan mengajarkan alat-alat dari besi di Bone. 


     Menurut A Baso Bone, lanreseng itu merupakan alat yang digunakan untuk membuat berbagai alat-alat dari  besi. Tak hanya itu, kata dia, koleksi lainnya yaitu  bessi sikoi atau besi yang berupa cincin yang saling mengait satu sama lainnya,  milik La Tenri Tatta Arung Palakka. Dan piagam penghargaan VOC Belanda kepada Arung Palakka masih tersimpan di Museum La Pawawoi ini. "Piagam itu  merupakan bentuk penghargaan VOC Belanda kepada La Tenri Tatta Arung Palakka atas kerjasamanya saat itu, dan piagam itu bertuliskan tinta emas,"jelasnya. 

     Museum ini memiliki lima ruangan, dan masing-masing ruangan itu, menyimpan berbagai koleksi peninggalan kerajaan Bone. Di ruangan pertama atau bagian depan dari Museum ini, menyimpan sejumlah koleksi seperti koleksi keramik, peralatan makan para raja, alat tenun, peralatan bissu, peralatan nelayan, serta duplikat bendera Kerajaan Bone. 

    Ruangan kedua atau bagian tengah museum ini, menyimpan pelaminan, peralatan makan Ade Pitu atau Tujuh dewan adat kerajaan, pakaian adat, dan beberapa koleksi keramik lainnya. Di ruangan ini, berjejer sejumlah peralatan makan yang sengaja ditata secara rapi. Demikian halnya dengan pelaminan di ruangan ini. 

      Sementara itu, di ruangan ketiga menyimpan silsilah Raja Bone, dari Raja Bone pertama, yaitu Manurunge Ri Matajang hingga Raja Ke 34, A Mappanyukki. "A Mappanyukki sendiri menjabat Raja Bone, yang kedua kalinya yaitu ke 32 dan 34,"kata dia. Selain itu, di ruangan ini juga menyimpan duplikat rambut Arung Palakka, duplikat mahkota dan pedang, serta photo Raja Bone dan keturunannya. "Photo penangkapan Raja Bone La Pawawoi Karaeng Segeri, dan saat diasingkan di Bandung pun ada di ruangan ini,"kata A Baso Bone, sembari menunjukkan photo yang dijelaskannya. 

       
     Sedangkan, di ruangan keempat, tersimpan duplikat payung emas Kerajaan Bone, dan perisai kerajaan, kaleo malebu. Dan stempel Kerajaan Bone saat dipimpin Raja Bone ke 30, Fatimah Banri petta Matinroe Ri Bolampare. Stempel itu sendiri, digunakan dalam urusan administrasi kerajaan saat itu. Di ruangan kelima, tersimpan  piagam penghargaan VOC Belanda ke Arung Palakka, dan bessi sikoi milik Arung Palakka, serta sejumlah photo Raja Bone dan keturunannya. 


     Pengelola museum ini, A Baso Bone mengatakan, pengunjung yang datang tak hanya berasal dari Kabupaten Bone saja. Akan tetapi, sejumlah Kabupaten yang ada di Sulsel. Tak hanya itu, kata dia, pengunjung dari provinsi lain di Indonesia juga kerap mengunjungi museum ini. Bahkan, ada pengunjung yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapore, Belanda, hingga Prancis. "Umumnya pengunjung yang berasal dari Malaysia dan Singapore itu, masih mempunyai keturunan Bugis ,"kata dia.
     

   Dia mengatakan, masih ada masyarakat yang segan datang ke museum ini. Pasalnya, kata A Baso Bone, karena mereka menganggap museum ini masih istana raja atau saoraja, dan menilainya tidak sembarangan orang untuk memasukinya. Padahal, kata dia, pengelola menyambut baik kedatangan pengunjung ke museum ini, baik untuk menanyakan benda peninggalan Kerajaan Bone hingga silsilah Raja-raja Bone  itu sendiri. 

    Umumnya, kata A Baso Bone, pengunjung yang datang ke museum ini, yaitu pelajar baik di tingkat SD sampai SMA, dan mahasiswa. Menurutnya, saat ini generasi muda sudah mulai teratrik mengunjungi, terutama anak sekolah dan mahasiswa. Dia berharap, agar masyarakat paham sejarah budaya, tradisi dan pahlawannya, dan ikut melestarikannya. Apalagi, Kabupaten Bone menjadi salah satu ikon pariwisata Sulsel. 

   Salah seorang pengunjung Museum La Pawawoi, Wahab, yang merupakan Warga Balikpapan, Kaltim, mengaku, baru pertama kali menginjakkan kakinya di tanah leluhurnya, Bone. Sehingga, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi Museum La Pawawoi. Kedatangannya, kata dia, untuk mengetahui sejarah Kerajaan Bone di masa lampau, dengan sejumlah peninggalannya di museum ini. "Saya masih keturunan Bugis Bone, dan kakek kami sering menceritakan tentang tanah leluhur kami di Bone,"kata dia. 

Selasa, 24 April 2012

27 Mahasiswa Farmasi UIN Alauddin Ikut Seminar Nasional Kepemudaan di Manado

Oleh Ahmad Komar


Washilah, Manado Sebanyak 27 orang mahasiswa Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mengikuti seminar nasional kepemudaan di Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Manado, Senin (23/04/2012). 



Seminar tersebut dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMAFAR) Fakultas MIPA UNSRAT. Seminar yang dilaksanakan pada hari ke empat dari lima hari total kegiatan sejak tanggal 20-24 April mengangkat tema “Revitalisasi Peran dan Fungsi Pemuda Mewujudkan Indonesia Sehat Tanpa Narkoba”

Pada sesi pertama seminar internasional tersebut, hadir pemateri dari Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP), Drs. John Latumeten, SH. Drs. John menjelaskan tentang peran serta fungsi BNNP dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA/narkoba.
Sesi selanjutnya, tampil sebagai pemateri salah seorang asisten deputi pengembangan, penghargaan, dan promosi kementerian pemuda dan olahraga (Kemenpora), Dra. Yuni Poerwanti, MPd. Beliau membawakan materi tentang penguatan fungsi dan peran pemuda menyongsong Indonesia sehat tanpa narkoba.

Sebagai sesi terakhir, materi tentang pengaruh NAPZA terhadap pendidikan, HAM, dan imprealisme budaya dibawakan oleh Dissa Naratania Hantra. Dissa adalah salah seorang National Programme Officer dari UNESCO.

“Seminar yang termasuk dari rangkaian kegiatan Pharmaceutical Expo ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada pemuda-pemuda Indonesia terkhusus mahasiswa Farmasi akan besarnya peran mereka terhadap penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang. Utamanya yang terjadi di kalangan pemuda saat ini. Terlebih melihat posisi Indonesia berdasarkan Human Develpoment Index (HDI) yang menempatkan negara kita pada urutan ke-140 dalam hal pelayanan kesehatan,” jelas Irmin, selaku kordinator wilayah Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia Timur, Selasa (24/04/2012).

“Dan untuk pertama kalinya pengurus ISMAFARSI wilayah Indonesia Timur menghadirkan Ir Illah Sailah, dari DIKTI dalam acara pembukaan dan Dra Yuni Poerwanti, dari Kemenpora sebagai pemateri seminar pada Pharmaceutical Expo kali ini,” imbuhnya.

Selain UIN Alauddin, juga hadir beberapa mahasiswa dari Universitas Indonesia Timur (UIT), Universitas Muslim Ind (UNHAS), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) serta beberapa mahasiswa universitas dari kawasan Indonesia Timur.

Pharmaceutical Expo 2012, Adakan Baksos dan Lomba

Oleh Ahmad Komar


Washilah, Manado – Sehari setelah tiba di kota Manado, rombongan mahasiswa Farmasi UIN Alauddin delegasi kegiatan Pharmaceutical Expo 2012, mengadakan baksos, Sabtu (21/04), di lapangan Tikala, Manado. Siangnya, delegasi yang berjumlah 27 orang ini mengikuti lomba yang terdiri dari lomba debat konstitusi dan lomba formulasi herbal di kampus Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT).



Saat ditemui oleh reporter Washilah, Firman Dawud, selaku ketua panitia kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan baksos ini merupakan rangkaian acara dari kegiatan Pharmaceutical Expo 2012 yang berlangsung selama lima hari, yakni dari tanggal 20-24 April 2012.

“Bakti sosial yang diadakan pagi ini meliputi Kampanye Informasi Obat Nasional, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis, serta pembagian suplemen obat gratis. Baksos ini melibatkan beberapa instansi medis yang terdiri dari kedokteran, kebidanan, keperawatan, kesehatan masyarakat, dan farmasi. Adapun instansi dari Farmasi termasuk seluruh mahasiswa Farmasi se Indonesia Timur delegasi kegiatan Pharmaceutical Expo 2012,” papar Firman.

Adapun lomba debat konstitusi dan formulasi bahan alam yang dilaksanakan siang harinya diadakan di dua tempat berbeda dalam kampus UNSRAT. Lomba debat konstitusi sendiri yang mengangkat UU RI no. 36 tentang Kesehatan, UU RI no. 40 tentang SJSN, dan UU RI no. 44 tentang Rumah Sakit dilaksanakan di Theater Hall Fakultas Sastra UNSRAT.
Di waktu yang bersamaan juga dilaksanakan lomba formulasi bahan alam, di aula fakultas kedokteran UNSRAT. Kedua lomba tersebut mempertemukan mahasiswa Farmasi yang berasal dari UIN Alauddin, UIT, UNHAS, UNSRAT, UMI, STIFA Makassar dan UKIT Manado.

Untuk delegasi dari Farmasi UIN Alauddin sendiri mengutus dua tim untuk lomba debat konstitusi dan tujuh tim untuk formula bahan alam. Seperti yang diungkapkan Mustakim Masnur, sekretaris umum HMJ Farmasi yang saat itu ikut dalam tim lomba formulasi bahan alam, bahwa kebanyakan produk formula yang dirancang dari delegasi Farmasi UIN Alauddin membuat sediaan non oral, seperti lilin aroma terapi jeruk, sabun VCO, masker kulit pisang, dan spa mandi.

Illah Sailah: Mahasiswa Ialah Pengabdi Masyarakat

Oleh Ahmad Komar


Washilah, Manado  “Mahasiswa ialah orang-orang yang harus memiliki animo positif di masyarakat dalam bentuk pengabdian, bukan hanya menjadi ikon anarkisme saat turun demonstrasi di jalan”. Demikian ungkapan Prof Dr Ir Illah Sailah MSc, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan dari DIKTI, saat hadir membuka acara Pharmaceutical Expo 2012 di aula Bapelkes, Manado, Sabtu (20/04). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi (USNRAT) Manado ini bertemakan ‘Build Our Self, Build Our Relation, Build Our Pharmacy’.



Mahasiswa Farmasi UIN Alauddin yang menjadi salah satu delegasi dari Makassar, tampak turut hadir dalam acara pembukaan itu. Delegasi dari UIN Alauddin ini akan mengikuti lomba formulasi bahan alam dan lomba debat konsitusi yang merupakan rangkaian kegiatan Pharmaceutical Expo 2012 tersebut.
Acara juga dihadiri oleh dekan Fakultas MIPA, Prof Dr Edwin de Queljoe MSc dan didampingi Prof Dr Dody Sumajouw, mewakili rektor UNSRAT.

Senada dengan yang disampaikan oleh Illah Sailah, Dody Sumajouw juga telah menekankan di awal sambutannya bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual mesti menjalankan fungsi-fungsinya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. “Karena itu salah satu tujuan dari kegiatan Pharmaceutical Expo 2012 adalah untuk memacu mahasiswa agar ke depannya mampu menciptakan lingkungan hidup sehat yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Dody.
Ketua HMJ Farmasi UIN Alauddin, Hasriadi, mengaku bahwa kegiatan ini merupakan salah satu ajang besar untuk kembali mengharumkan nama UIN Alauddin Makassar, khususnya jurusan Farmasi, di mata mahasiswa Farmasi se Indonesia Timur. Hasriadi mengutus 27 orang rekannya untuk mengikuti kegiatan ini.

Selain delegasi dari UIN Alauddin Makassar, turut hadir delegasi dari Universitas Haluoleo, Kendari. Menurut Firman Dawud, ketua panitia kegiatan, sebenarnya delegasi masih ada dari Universitas Hasanuddin, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Indonesia Timur dan beberapa universitas lainnya, tapi diperkirakan tiba malam. Acara ini dimeriahkan juga dengan penampilan beberapa lagu daerah Sulawesi Utara, tari kreasi, dan atraksi alat musik tradisional Kolintang.

Washilah

Arti sebuah Kebersamaan

Menulislah, hingga akhir hayatmu.

Masa depan Jurnalis handal

Bosan di Kelas, Jurnalistik UIN Kuliah di Rotterdam


MAKASSAR,WASHILAH--Mengikuti perkuliahan, tak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan. Tetapi, di ruang terbuka. Hal itu, dilakukan sejumlah mahasiswa Jurnalisitik, UIN Alauddin, Samata, Gowa.  

   Benteng Rotterdam, Rahmawati

        Kejenuhan  kerap melanda mahasiswa pada saat mengikuti perkuliahan. Apalagi, perkuliahan itu dilaksanakan di siang hari. Siang hari, memang dinilai sebagai jam istirahat, rasa ngantuk pun kerap melanda, ditambah suasana panas di ruang kelas. Proses belajar mengajar pun menjadi tidak efektif.


     Perkuliahan di ruang terbuka itu, dilakukan mahasiswa Jurnalistik semester IV Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Samata, Gowa. Mereka memilih kuliah di ruang terbuka dengan mata kuliah Jurnalistik Media Cetak, di Benteng Rotterdam, Selasa (17/04/2012) lalu. Kuliah tersebut, dinilai sangat membantu proses melatih menulis berita, tanpa harus dibatasi ruang seperti yang dilakukan di dalam ruang perkuliahan.


Dosen mata kuliah Jurnalistik Media Cetak, Andi Fausiah Astrid M Si, mengatakan, kuliah kali ini, mengambil lokasi berbeda dari biasanya, itu bertujuan untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan Mahasiswa belajar di kelas.  “Jadi ini bukan study tour, kita hanya mengambil lokasi sementara di luar untuk mengatasi kebosanan kalian belajar di kelas”, kata Andi Fausiah.

     Meski demikian, sebagian Mahasiswa menganggap kuliah di tempat wisata masih kurang efektif. Pasalnya, mahasiswa menilai, lebih banyak bersantai dibandingkan memperhatikan materi yang disampaikan dosen.  “Suasananya memang lebih baik, jika dibandingkan dengan Suasana perkuliahan di dalam ruangan,"kata mahasiswi semester IV ini. (*)



Minggu, 22 April 2012

FARMASI UIN ALAUDDIN UTUS 9 TIM KE PHARMACEUTICAL EXPO DI MANADO

Oleh Ahmad Komar

Washilah, Manado – Dalam rangka mempererat silaturahim sesama mahasiswa Farmasi, Himpunan Mahasiswa Farmasi Unversitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Manado, Sulawesi Utara mengadakan Pharmaceutical Expo. Kegiatan yang dilaksanakan dari 20-24 April 2012 di Manado ini, berupa lomba formulasi bahan alam dan debat konstitusi dengan mengundang mahasiswa farmasi se-Indonesia Timur.

Menanggapi undangan kegiatan tersebut, ketua HMJ Farmasi UIN Alauddin, Hasriadi, mengutus 27 orang rekannya yang masuk menjadi sembilan tim. Sembilan tim ini terbagi terbagi dalam dua tim lomba debat dan tujuh tim lomba formula bahan alam.

Sembilan tim yang menjadi delegasi Farmasi UIN Alauddin ini hanya mempersiapkan diri kurang lebih sepekan, termasuk pembuatan produk bahan alam dan pengurusan administrasi pada panitia di Manado. “tidak ada masalah, walaupun dengan dana pribadi kami tetap antusias mengingat besar acara dan nama baik Farmasi UIN Alauddin di mata teman-teman dari luar Sulawasi,” ujar Hasriadi. Antusiasme mereka jelas terlihat saat sehari sebelum keberangkatan di mana produk formula mereka diselesaikan dalam kurun waktu singkat tersebut.

Selain mengadakan dua lomba tersebut, Firman Dawud, selaku ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan ini juga diikuti Bakti Sosial bekerja sama dengan beberapa instansi kesehatan di Manado, seminar nasional, dan perayaan HUT HIMAFAR UNSRAT yang pertama. “Juga nantinya ada Rapat Kordinasi Wilayah untuk persiapan mengikuti Musyawarah Nasional Ismafarsi (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi, red),” imbuh Firman.

Sabtu, 21 April 2012

HMJ Mpi dan IPMI Sidrap Gelar Kegiatan Bedah Film


Oleh : Lukman Zainuddin

Washilah--Gelak tawa peserta Bedah Film mewarnai jalannya pemutaran film Malaysia Syurga Cinta garapan Ahmad Idham yang dihelak oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajement Pendidikan Islam (Mpi), bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia (IPMI) Sidrap Uin Alauddin Makassar, Selasa (17/04).



Kegiatan yang digelar di ruang Lecture Theatre (LT) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini mendapat banyak perhatian dari banyak mahasiswa, terbukti dengan penuhnya ruang LT. 



Menurut ketua HMJ Mpi, Nasiruddin, kegiatan ini terlaksana karena adanya kerjasama dari IPMI Sidrap.


“kegiatan ini kami laksanakan karena adanya tawaran kerjasama dari anak-anak IPMI Sidrap, selain itu kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang silaturrahmi, dan mudah-mudahan bermanfaat, dan hikmahnya dapat diambil ” ujarnya.



Dalam film Syurga Cinta yang bertemakan Islami dan bergenre komedi romantis tersebut, menceritakan kehidupan seorang pemuda yang akrab dengan dunia malam , Irham, yang diperanakan oleh Awal azhari, ditantang oleh sahabat-sahabatnya untuk mendekati dan merebut hati gadis alim bernama Syuhadah yang diperankan oleh Heliza. Namun, usaha untuk mendekatinya mendapat tantangan karena perbedaan Ideologi yang dianut keduanya, berbagai cara pun ia lakukan, termasuk dengan bantuan adiknya Ikmal yang diperankan oleh Haziq yang kebetulan murid dari Syuhadah.



Namun seiring berjalannya waktu, Irham yang tujuan awalnya mendekati Syuhada hanya sebagai ajang taruhan kemudian jatuh cinta, dan mulai mempelajari ilmu-ilmu Islam dengan Bantuan Syuhadah.



Diakhir kegiatan, panitia pelaksana juga menggelar sesi tanya jawab dengan menghadirkan seorang psikolog, Muhlisa.

Jumat, 20 April 2012

Intelektual Hanya Sekedar Buah Bibir

Oleh : Ardiansya
Kampus merupakan tempat transformasi ilmu dari generasi kegenerasi. Tempat para mahasisawa menghabiskan waktunya untuk menimbah ilmu pengetahuan. Dan kampuslah banyak mencetak kaum intelektual. Dari tahun ketahun-ketahun, penyambutan mahasiswa baru (Maba) banyak diwarnai dengan pengaderan dibeberapa lembaga organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Dalam pengaderan tersebut berbagai ilmu pengetahuan yang disodorkan kepada para peserta. Tanpa ketinggalan materi yang paling penting dalam proses pengaderan tersebut yaitu Identitas Mahasiswa.

Apa yang dimaksud mahasiswa? Siapakah yang layak dikatakan mahasiswa? Itulah pertanyaan yang paling mendasar dalam materi Identitas Mahasiswa.  Mahasiswa secara etimologi terdiri dari dua suku kata yaitu maha dan siswa. Adapun secara terminologi yaitu seseorang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi (ini hanya definisi yang sempat saya dengar dari para senior).

Adapun definisi secara informal, ada beberapa pendekatan: Pertama secara akdemik, mahasiswa yaitu seseorang yang terdaftar di perguruan tinggi dan mengikuti semester yang berjalan, keduasecara sosiologis, mahasiswa yaitu seseorang yang mempunyai tangung jawab social seperti agen of change (agen perubahan), social of control (control social) dan moral force (berahklak baik), ketigasecara filosofis mahasiswa yaitu seseorang yang senantiasa mengaktualkan potensi yang ada pada dirinya.
 Menyandang nama mahasiswa adalah kebanggan terbesar sehingga banyak orang yang ingin melanjutka pendidikannya di perguruan tinggi karena mereka menganggap mahasiswa adalah orang yang cerdas. Bahkan tetangga saya menangis karena ingin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi namun karena keterbatasan materi sehingga dia memutuskan mencari pekerajaan demi keberlangsungan hidupnya.

Tidak sedikit orang yang senasib dengan tetanggaku. Anak yang seharusnya mengenyam ilmu pendidikan, tidak lagi mewarnai lampu merah disetiap jalan. Di bawah terik matahari demi kelangsungan hidupnya mereka rela berjualan Koran. Adakah pemerintah pernah melirik mereka?

Satu tahun yang silam, ketika saya mahasiswa baru (Maba) kala itu. Saya mengikuti seminar yang dibawakan oleh Pak Wahyuddin Halim selaku pemateri, Beliau berkata “ Ketika kita memasuki Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, ada suatu makna yang tersirat yaitu selamat datang di Fakultas intelektual.”Apa benar seperti demikian, atau  hanya sekedar retorika belaka?
 Di kekinian kondisi kampus hari ini sangat jauh berbeda dari apa yang sering diceritakan para pendahulu yang lebih dulu merasakan asam manisnya menjadi mahasiswa. Ada budaya yang hilang dalam dunia mahasiswa. Budaya baca, budaya tulis, dan budaya diskusi yang digantikan dengan aktivitas yang cenderung hedonis.

“Diskusi yang dulunya hampir kita temui disetiap sudut-sudut kampus” ,kata para senior, berubah menjadi sekumpulan mahasiswa yand sibuk dengan laptop masing-masing. Dan kecenderungan mahasiswa ketika mengakses jaringan internet adalah membuka akun facebook atau twitter, mengeluh dan bercerita tentang kehidupan pribadi mereka. Budaya diskusi pun hilang.
Mahasiswa seakan ikut arus perkembangan teknologi dan tidak berusaha untuk keluar. Fasilitas yang disediakan kampus menjadikan sebagian mahasiswa menjadi apatis dan hedonis. Dengan adanya jaringan internet menjadikan mahasiswa malas membaca buku. Terkadang tugas yan diberikan oleh dosen diselesaikan dengan copy paste.

Mahasiswa yang dulunya identik dengan buku namun dikekinian identik dengan batu. Budaya melempar batu bukan lagi hal yang biasa. Ketika pemerintah ingin menaikkan harga BBM (1 april 2012) berbagai elemen menentang kebijakan tersebut utamanya mahasiswa dengan alasan akan menyusahkan masyarakat kecil.

Berbagai aksi yang dilakukan mahasiswa untuk menentang kebijakan tersebut bahkan pembakaran dan pengrusakan mobil PT. Coca-cola dan pengangkut gas elpiji yang terjadi di depan pintu satu Kampus Tamalanrea, Universitas Hasanuddin, Rabu (21/03/12). Tidakkah mereka menyadari sopir mobil tersebut juga adalah masyarakat miskin yang tidak tahu apa-apa.
Melihat kondisi tersebut, apakah mahasiswa masih layak dikatakan kaum intelektual? Ataukah kata intelektual itu hanya sekedar buah bibir belaka, agar kedengaran indah? Tentu jawabannya ada pada pribadi masing-masing.