Breaking News

laporan utama

Rabu, 29 Februari 2012

PR I : KKN Tempat Implematasi Teori

Rabu, 29 Februari 2012 | Suryani Musi
Prof Sattu Alang, moderator, dan PR I di Dialog Intekatif fakultas Adab

Washilah Online-Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah tempat implementasidari teori-teori yang pernah di terima  di bangku kuliah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Pembantu Rektor I Bidang Administrasi, Prof Dr Ahmad M Sewang ketika membawakan materi dialog interaktif yang bertema Optimalisasi Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Mengabdi kepada Masyarakat.

Dialog ini diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makaassar, Rabu (29/02/2012).

“Ada beberapa manfaat dari pelaksanaan KKN ini.  Buat mahasiswa, selama ini mereka hanya terbatas pada pelaksanaan teori. Makanya sekarang saatnya mereka memperaktekkannnya ke pada masyarakat. Dengan itu akan mematangkan pendirian mereka,”kata PR I mantan mahasiswa jurusan Sejarah Kebudayaan Islam FAH ini.

Selain manfaat buat mahasiswa, manfaat kepada masyarakat juga terlihat. Yakni dengan membantu masyarakat untuk pelaksanaan pembangunan. Mereka hadir sebagai inovator dan sekaligus motivator perkembangan. Nantinya, lewat KKN itu juga akan berdampak pada universitas. Dengan jalan penyempurnaan kurikulum atau sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan universitas tersebut.

Selain PR I sebagai pemeteri di acara dialog ini, juga hadir Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), Prof Sattu Alang.

Prof Sattu Alang berbicara bagaimana trik-trik ketika berhadapan dengan masyarakat yang umumnya berdomisili di pedasaan. Pesan yang ia tekankan, lewat bahasa pendekatan tersebut bisa berjalan efektif.

“Saya di mana-mana bisa diterima masyarakat karena saya banyak tahu tetang bahasa mereka. Ke Sinjai tahu bahasa Sinjai, ke Jeneponto tahu bahasa Jeneponto. Meskipun saya lahir di Tator,”kata Prof Sattu.

Selasa, 28 Februari 2012

Semakin Sulit Jadi Professor

Selasa, 27 Februari 2012 | Suryani Musi
illustrasi

Washilah Online-Menurut ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Islam Negeri (UIN) Aaluddin Makassar, Prof Dr Ahmad Tibraya MA, di antara semua UIN yang ada, hanya UIN Alauddin lah yang punya professor terbanyak. Pernyataan tersebut ia ungkapkan ketika seusai dilantik menjadi ketua IKA periode 2011-2015 di gedung Rektorat lantai IV Samata, Selasa (27/02/2012).

“Saya jadi bangga nama UIN Alauddin berkibar di mana-mana. Salah satu UIN yang punya professor ternanyak adalah UIN Alauddin Makasar,”katanya.

 Ia kemudian memaparkan bagaimana sekarang sulitnya untuk prosedur meraih gelar professor tersebut. Persyaratannya kian rumit untuk menjadi professor. 

Seorang calon professor harus menunjukan bukti mengajar di mana ia berada. Harus mengadakan seminar internasional dihadiri minimalnya punya peserta dari enam perguruan tinggi.

“Ketika mengadakan seminar, ia tidak boleh menjadi pemakalah tambahan namun sebagai pemakalah inti,”paparnya.

Ia juga juga menambahkan, bagi dosen yang belum memiliki gelar doktor ia tidak berarti apa-apa.

Ia mengibaratkan, untuk mahasiswa SI punya kait satu untuk menangkap ikan banyak. Gelar mater punya kait dua. Gelar doktor punya kait tiga, dan gelar professor punya empat kait ditambah pukat harimau. 

Terlalu Tegang, M Arif Tidak Bisa Menjawab di Ujian Promosi Doktor

Selasa, 28 Februari 2012 | Suryani Musi
M Arif didampingi oleh istri

Washilah Online-Entah lantaran terlalu tegang, atau anaknya sakit seperti yang dikatakan oleh salah satu dewan Penguji, Prof Bahaking Rama, M Arif ketika promosi doktor kemarin gugup dan tidak bisa menjawab pertanyaan penguji dan tim promotor di acara promosi doktornya tadi malam, Senin (28/02/2012). Promosi doktor tersebut dihelat di gedung Pascasarajana (PPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Judul skripsi, Konsepsi pendidikan Qalb dalam Al-Qur’an mendapat sambutan positif dari penguji eksternal, Prof Dr  Ahmad Tibraya MA guru besar dalan ilmu tafsir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurutnya, tulisan tersebut cukup bagus namun tidak sebagus ketika telah ditampilkan dalam bentuk ujian.

“Kalau say baca disertasi Anda, dan penampilan Anda tidak sebanding adengan apa yang Anda tampilkan malam ini. Tolong-lah meski tidak bisa menjawab secara sempurna pada penguji lainnya, kepada saya ini jawab-lah samapai ke titik koma-nya. Meski sebetulnya tuhan memberikan kita masing-masing kelebihan dan kekurangan. Ada yang jago menulis namun tidak bisa mengimbanginya dengan bicara. Ataupun sebaliknya,”pintanya.

Namun, meski demikian promofendus tetap seperti semula. Mulai dari Dr Domopolii M Ag yang menegurnya lantaran terlalu tegang dan terbata bata dalam menjawab, Prof Bahaking Rama, Prof Sattu Alang MA, dan hampir semua penguji lainnya. Penguji lainya itu adalah, Prof Dr Nasir A Baki, Prof Achmat Abu Bakar, dan Dr Kamaluddin Abu Nawas.


Rewako, ini kesempatanmu berpote-pote. Memaparkan semua isi disertasimu,”kata Prof Sattu Alang guru besar dalam bidang Kesehatan Mental Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin.
Selain itu, ia juga ditegur lantaran hampir di setiap kesempatan, salah seorang pegawai PPs bolak-balik mematikan dan menghidupkan pengeras suara yang ada di depan promofendus.

Meski demikian, M Arif kemudian lulus dengan lama pendidikan  tiga tahun lebih. Dengan ujian semester rata-rata 3, 75. Indeks prestasi kumulatif (IPK) 9,24 atau 3, 75 atau A. Ia lulus sebagai doktor Pendidikan Islam ke 123 di UIN.




Senin, 27 Februari 2012

Akan Rampungkan Pembangunan Gedung IKA Alumni UIN

Selasa, 27 Februari 2012 | Suryani Musi
Pelantikan IKA Alumni UIN Makassar

Washilah Online-Pengukuhan Badan Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) UIN Alauddin Makassar periode 2011-2015 berlangsung di gedung Rektorat lantai IV sampai menjelang magrib, Samata Gowa, Selasa (27/02/2012).

Di bawah ketua Umum, Prof Dr  H Ahmad Tibraya MA, ketua panitia, Dr H Natsir Siola MA merencanakan setelah pengukuhan ini, IKA Alumni akan mengadakan rapat kerja. Agenda pertaama yang ia harapkan rampung, pembangunan gedung IKA Alumni yang telah terlaksana peletakan batu pertamanya sejak kepemimpinan Rektor lama, Prof Dr Azhar Arsyad.

Hal tersebut juga dinyatakan oleh ketua IKA yang kembali terpilih, Prof Ahmad Tibraya dalam sambutannya memaparkan, meski telah ada peletakan batu pertamanya sejak dulu, namun sampai saat ini belum jug terlaksanana peletakan batu keduanya.

“Faktor yang menjadi kendala pembagunan tersebut terletak pada kuranngnya anggaran. Akan tetapi mulai saat ini kita akan berusaha efektifkan secara internal untuk mengumpulkan dana. Berapa pun kemampuan kita,”katanya.

Ia juga menyingung, jika Rektor yang pertama menyumbang, tidak ada lagi alasan anggota-anggota lainnya tidak menyumbang. Apalagi menurutnya, sumbangan tersebut tidak akan membuat penyumbang atau donatur jadi miskin atau hartanya terkurangi.

Mengenai hal tersebut, Rektor ketika memberikan sambutan mengiyakan jika sumbangan tersebut mestinya ditagih mulai dari dirinya kemudian menyusul yang lain.

Seksi pengumpul dana, Prof Sattu Alang MA juga angkat bicara. Ia bahkan menekankan bahwa ia akan bersedia mundur dari jabatannnya di IKA jika dalam kurung waktu enam bukan gedung tersebut belum berdiri. 

“Jangan kita maccarita bawang, kita harus mengumpulkan dana sesegera mungkin. Bagi pengumpul dana terbanayak kita berikan tip buat penyemangat bekerja,”imbuhnya.

 Rencana gedung tersebut dua lantai dengan luas 500 meter di atas dan 500 meter di bawah. Terletak di dekat gedung Auditorium.

Jumat, 24 Februari 2012

Salah Siapa Sih?


Karya Nur Samawiah
Illustrasi

Sore itu lagi mendung, bahkan terlihat sudah, rintik hujan mulai pada rebutan sampai ke bumi. Suasana ruang perkuliahan sangat ramai, meskipun rasanya suasana itu seperti ngerusak hati dan malasnya seperti malas-malas ayam, tapi terlihat juga ada teman-teman yang tetap eksis dibalik semua kegalauan hati ini.

 Habis sudah, kumandang adzan azhar dari mesjid mungil yang ada di depan Fakultas tercinta ini. Setelah sholat azhar, suasana masih mendung namun tak berarti memberi kelenganan didalam kelas kami, malah membuat ruangan yang besarnya  beberapa depa ini dengan tumpukan kursi yang sudah gak terlihat seperti kursi betulan akibat tangan-tangan jahil yang gak bertanggung jawab, sangat bising dengan hiruk pikuk, kasat-kusut, yang entah-berantah membicarakan siapa.

Terlihat seseorang yang berperawakan tinggi dengan sweater hijaunya, bolak-balik tak karuan di depan ruangan kelas, dan sesekali menghentakan sepatunya dilantai yang udah gak jelas warnanya itu. Entahlah apa yang ada difikirannya. Akupun tak bisa membaca hal rumit itu di dalam batok kepalanya yang sekeras batu.

 Sesekali pula terdengar tawa dari depan ruangan kelas, hmmm…entahlah akhir-akhir ini ada topik yang sangat aneh yang mereka perbincangkan. Sebuah topic yang berjudul“Galau”. Kata-kata itu berulang kali menjadi sarapan dan ditelan mentah-mentah oleh gelak dan derai tawa yang membahana dan memekakkan telinga. 

Sebuah tontonan serial drama yang setiap harinya terus berulang tanpa ada topik revitalisasi yang pas untuk menggantikan topik “Galau” yang lagi komplikasi dengan berbagai macam keluh-kesah yang tak pernah berkesudahan.

Kembali terlihat makhluk yang bersweater hijau itu kasat-kusut, bolak-balik didepan pintu. Sepertinya dia lagi menunggu seseorang. Akupun tanpa komando ikut-ikutan kasat-kusut karena menyaksikan pemandangan aneh yang bikin pusing dan mual ini. 

Ternyata makhluk itu konon menunggu seorang dosen yang bernama Drs. H. Abdullah DP, M.Ag, seorang dosen yang akan mengajarkan mata kulyah Etika Profesi Guru (EPG) druangan mungil kami. Tanpa banyak cincang dan cincong, kuraih tas hitamku dengan sweater abu-abuku, kemudian kutarik tangan si sweater hijau melangkah meninggalkan ruangan yang terdiri dari kursi-kursi yang bungkam dan lantai yang tak berwarna, menuju ke sebuah ruangan yang lebih kecil dari markas kulyah kami, namun lebih tertata rapi. 

Wushhh…!!! 

Hawa segar seakan menampar penatnya wajah yang mulai kelelahan karena kencangnya hembusan Air conditioner (AC) di ruang jurusan di lantai II Fakultas. Terlihat Kak Ummi pegawai di jurusan ini berkemas-kemas, ingin meninggalkan ruangan yang adem ayem ini. Setelah bertanya mulai dar A-Z mengenai dosen yang sedari tadi ditunggu tak jua memperlihatkan batang hidungnya, Kak Ummi memberikan nomor telepon si Ketua Jurusan untuk melaporkan perihal dosen yang konon katanya sudah dua minggu belum juga menampakkan batok kepalanya. 

Kurogoh Handphoneku (HP) dari kantong sweater abu-abuku, hmmm…Handphone yang aneh karena besarnya seperti batu bata dan beratnya seperti barble 50kg. Kusodorkan HP aneh itu ke si sweater hijau yang telah mencalling nomor dari ketua jurusan. Terdengar perbincangan sesaat bla bla bla bla pak pok pung ping pung king kung kong kang bralala lalala puing suit ciung cank….tut tut tut…..

Si sweater hijau menyerahkan kembali Hp aneh itu kepadaku, kemudian langsung kumasukkan ke dalam kantong sweater abu-abuku. Ternyata dosen yang ditunggu-tunggu dan yang belum pernah menampakkan batang hidungnya, sakit berat. Dia mengalami stroke yang entah berantah sudah stadium keberapa. 

Ada sedikit lonjak kegirangan karena dosennya tidak masuk, tentu inilah wajah kami yang sesungguhnya, begitu sumringah saat dosen tidak datang dan muka seperti ditekuk, ketika dosennya muncul tiba-tiba sebelum jam kulyah saking rajin dan bersemangatnya pengen mengajar. Benar-benar  mencerminkan status kebodohan masa depan anak muda bangsa. 

Dengan kaki terseot-seot karena ingin menyeimbangkan langkah dengan si sweater hijau yang berkaki panjang itu. Akhirnya ada 27 anak tangga yang mengantarku sampai kemarkas kecil bersama si sweater hijau.
Si sweater hijaupun menjelaskan perihal dosen yang terkena stroke tersebut, dan tentunya menurut logika pasti dosennya gak akan masuk hari ini. 

Terlihat pemandangan aneh, senyum-senyum jahannam dan tepuk tangan tanda kebebasan, seolah-oleh senyum dan tepuk tangan itu tanda kemerdekaan yang tidak ada duanya. 

Tentunya aku dan si sweter hijau tak ingin berlama-lama lagi menyaksikan wajah mahasiswa yang tentunya bopeng sebelah. Tapi gak bisa dipungkiri juga seh kalau aku juga sangat senang dengan ketida hadiran dosen ini. Gubrakkkkk!!!!!

 Belum dua menit, berita ini begitu lancar dan membuat teman-teman berhamburan meninggalkan markas kecil itu. Aku dan si sweater hijau melaju dengan kecepatan 70 km/jam di jalan yang seperti kereta api ini, aku bilang kayak gitu karena jalannnya panjang dan hanya lurus-lurus saja sampai sejauh beberapa Kilo meter (Km). 

Tiba-tiba Hp si sweater hijau berdering. Tittttt pong ping pang lang ling  lung ngang gung dung dang ding dong tut tut tut tuuuutt. Motorpun diputar balik melawan haluan, ternyata ada dosen pengganti yang masuk. Hatikupun mengumpat, begitupula si sweter hijau mulai berbicara tidak karuan. 

Dengan kecepatan penuh si Shogun melaju dengan kencang menuju ke kampus peradaban tercinta ini yang telah menghabiskan dana pembangunan baru sebesar 181 milyar. Wow..ajib banget tuh, kayaknya kampus tercinta ini selain ada yang mencangkul tanah, ternyata ada juga yang mencangkul uang lama-lama kita-kita ini Mahasiswa yang ikut dicangkul juga kalo uang dan tanahnya udah habis dicangkul. Mana tahan…..

 Sampai di depan markas, ehhh malah hanya 8 orang didalam ruangan plus dosennya juga. Wah lengang suasananya markas ini kagak ada konco yang lain seh. Si dosen pengganti menerangkan mulai dari a i u, ba bi bu, ca ci cu, ma mi mu sampai za zi zu. Hmmm…komplit deh. Absenpun berlalu dan semua teman-teman yang tidak ada di markas dialfa (tidak hadir). Si Aslam menjelaskan permasalahn sesungguhnya ke Dosen. 

Namun si dosenpun bersikeras terhadap pendapatnya. Benar fikiran gue, mana ada seh dosen yang ingin disalahkan oleh mahasiswanya? Buktinya seorang dosen dengan semena-mena memberiku nilai C di mata kulyahnya, padahal semua udah aku patuhi mulai dari ujung jilbab sampai ujung sepatu, dan yang paling sering berkoar-koar dan banyak menjawab malah aku, tapi sungguh mengecewakan saat nilai keluar malah membuat sakit hati.

 Apa she maunya? Sama halnya denagn dosen yang mengabsen ini gak mau disalahin lagi. Jelas-jelas dia yang salah karena gak ngasih info jauh-jauh sebelumnya ato beberapa jam sebelum pelajaran, malah tetap gak mau ngasih toleran. Ukkhhhh hasempp deh!!! Aku menoleh, kulihat muka si sweater hijau seperti ditekuk lesu, besok dia akan menjadi bulan-bulanan teman-teman yng telah dialfa. Padahal ini kan bukan salahnya dia. Dimana logika? Dimana keadilan?

Hmmm..rasanya sudah capek mengikuti babak drama yang sangat membosankan ini, semua terasa gak adil, semua sepertinya percuma, gak bermakna, gak ada timbal baliknya. Ukhhh kapan yah si sweater hijau senang mengemban tugasnya tanpa harus disalahin. 

Nasib, nasib si sweater hijau yang jarang bahkan gak pernah dihargai. Yah seperti inilah panggung sandiwara, kebanyakan menyalahkan orang lain tanpa melihat perjungannya. 

NB:Si sweater hijau adalah Ketua Tingkat di Kelasku, Dia bernama Muhammad Abdillah. Semoga gak ada lagi yang nyalahin dia setelah ini. Aku mau teman-teman melihat betapa besar pengorbanannya selama ini untuk kelas kami. FIGHTING!!!!


Kamis, 23 Februari 2012

Kementerian Agama dan Gubernur Beri Bekal 1.678 Mahasiswa KKN UIN


Kamis, 23 Februari 2012 | Suryani Musi
Pemasangab baju almamater UIN oleh Gubernur SYL

Washilah Online-Angkatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-47 Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dihadiri oleh Kementrian Agama Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Pelepasan KKN umum tersebut terpusat di gedung Auditorium kampus II Samata Gowa, Kamis (23/12/2012).

Pembekalan KKN yang berlangsung selama tiga hari. Di hari pertama, sejak pukul 07.30 ribuan mahasiswa berjubel di gedung Auditorium untuk mengadakan pelepasan. Materi awal sebelum pembukaan diambil alih oleh Drs H Alimuddin Tahir, pencipta lagu KKN UIN. Ia membimbing peserta KKN untuk belajar menyanyikan sejumlah lagu KKN yang ada pada buku panduan KKN.

Materi lain  kemudin masuk. Mantan Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan yang telah menjabat Kementrian Agama, Drs Gazali Suyuti menceritakan pangalamannnya ketika ia dulu menjadi peserta KKN beberapa tahun lalu. 

Ia menceritakan ketika terpilih menjadi Koordinator Kecamatan (Korcam) waktu KKN. Baginya, trik yang paling tepat mengget hati Kepala Desa atau Lurah, harus pintar menempatkan diri. Selain itu, budaya yang ada di desa dan di kota berbeda. Cara tepat untuk menghindari persepsi negatif dari masyarakat, pakaian harus rapi dan tidak sempit, tidak gondrong, dan boncengan antara laki-laki dan perempuan tidak boleh kecuali, menurutnya itu telah masuk emergency.

Dalam sambutan Pembantu Rektor II, Prof Dr Musafir Pababari ia menekankan, KKN merupakan media untuk pencitraan UIN di hadapan 1.678 peserta KKN. 

“Banyak masyarakat yang tidak tahu IAIN telah berpindah menjadi UIN. Ini bukan hanya persioalan pemindahan  nama melainkan juga dari segi mainset mahasiswa dan perguruan tiggi. Sudah tidak ada lagi dikotomi ilmu umum denngan ilmu agama,”kata dosen fakultas Ushuluddin dan Filsafat ini.

Syahrul Yasin Limpo yang melepaskan peserta KKN ini menitip pesan kepada mereka. Baginya, KKN merupakan penyempurnaan dari ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah.

“Menyesuaikan konsep ilmu, dakwah, teori dengan kondisi rill di masyarakat tidak semudah apa yang telah dipikirkan. Makanya, mahasiswa yang sukses di KKN-nya maka ia akan menjadi leadership yang baik. Sebelum berangkat KKN temukan kebetuhan dan harapanmu. Dan, temukan orang yang bisa kau ajak bekerja sama. Sehebat apapun orang ia tidak bisa apa-apa tanpa kerja sama,”kata Syahrul.

Pembantu Rektor III, Dr Natsir Siola juga tidak mau kalah. Ia memberika bekalan pada mahasiswa mengenai etika mahasiswa dalam ber-KKN dan memperkenalkan adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan.

Dr Shuhufi M Ag menambahkan bagaimana semestinya sisitem administrasi mahasiswa KKN.

“Sukses pekerjaan karena dinilai dari sukses administrasi. Terkadang jika administrasi sukses dan pekerjaan tidak maka masih bisa diberi skor 1. Sementara jika hanya kerja yang basgu dan administrasi jelek maka skornya 0,”katanya.